Kian Sibuk Perangi Ebola
Perawat Spanyol Membaik, AS Isolasi Satu Pasien BaruLagi-lagi, perawat tertular pasien yang dia rawat. ’’Hasil tes awal positif menunjukkan bahwa dia terinfeksi virus ebola,’’ ungkap David Lakey, komisioner Departemen Layanan Kesehatan Texas.
Menurut Lakey, fenomena semacam itu telah diantisipasi sejak Duncan menjalani perawatan isolasi di sebuah rumah sakit di Kota Dallas. Karena itu, menurut dia, paramedis di Texas sudah siap menangani pasien ebola berikutnya. ’’Kami memperbesar anggota tim kami di Dallas dan bekerja ekstra keras untuk menghentikan persebaran virus tersebut,’’ paparnya.
Perawat yang tidak disebutkan identitasnya itu, menurut media Negeri Paman Sam, mulai mengeluh demam pada Jumat malam waktu setempat (10/10). Kini, petugas melakukan investigasi lanjutan untuk mengarantina orang-orang yang belakangan berinteraksi dengan perawat tersebut. Nantinya, mereka berada di bawah pengawasan rumah sakit selama 21 hari, sesuai masa inkubasi virus.
Bersamaan dengan itu, berembus berita tidak sedap dari Liberia. Salah satu negara di Afrika Barat yang lumpuh karena ebola itu terancam kehilangan petugas medis. Sebab, kelompok perawat dan asisten dokter mengancam mogok bekerja jika pemerintah tidak menambah gaji mereka. Jika pemogokan terjadi, wabah ebola di Liberia akan lebih cepat merebak.
Sebagai orang yang paling berpotensi tertular ebola dari pasien-pasien yang mereka tangani, wajar rasanya jika para perawat itu berontak. Mereka menganggap pemerintah tidak peduli pada kerja keras mereka memerangi ebola karena tidak ada kenaikan gaji. Kemarin para perawat menuntut pemerintah menaikkan gaji mereka dari USD 200 (sekitar Rp 2,7 juta) menjadi USD 700 (sekitar Rp 8,5 juta). (AP/AFP/hep/c17/dos)