Kiat Parimin agar Sukses Berjualan Bakso
“Terus saya tanya, ‘pakai bakso pak?’. Beliau jawab, mboten kulo kolesterol tinggi (tidak, kolesterol saya tinggi, red),” kenang Parimin lagi-lagi menirukan Ganjar.
Sontak, Parimin bersama tiga karyawannya mengaku ndredeg alias berdebar-debar karena tidak menyangka ada gubernur jajan di warungnya. Itu terjadi beberapa bulan lalu.
Ganjar bersama para staf dan ajudannya berjumlah delapan orang sekitar pukul 12.30, pas jam makan siang. ”Betul-betul kaget, bahkan tidak hanya saya, para pembeli yang lain juga kaget melihat ada gubernur ke sini. Hari istimewa sekali,” katanya.?
Tentu saja kedatangan Ganjar justru dimanfaatkan para pembeli di warung bakso Parimin. Mereka berebut untuk berfoto bersama dengan gubernur berambut puytih itu. ”Pak Ganjar melayani dengan ramah,” ucapnya.
Pak Min juga mengaku sering kedatangan atau menerima pesanan dari para pejabat lainnya. ”Kalau pejabat Polrestabes hampir setiap hari ada yang memesan. Misalnya Pak Kapolrestabes, melalui asisten pribadinya. Termasuk para Kasat,” katanya.
Lebih lanjut Parimin menceritakan, dia berjualan di tempat itu sejak 19 Agustus 2000 silam. Sebelumnya dia memiliki pengalaman panjang karena memang dibesarkan oleh orang tuanya yang juga berprofesi sebagai penjual bakso.
Saat masih duduk di bangku Sekolah Perkebunan Menengah Atas (SPBMA) Jogja, Parimin sering kali membantu orang tuanya yang berjualan bakso di Bogor, Jawa Barat. ”Saya ikut mikul (memanggul) rombong bakso untuk berjualan keliling di perkampungan membantu bapak. Kalau pulang tengah malam melintasi kuburan,” kenangnya.
Sejak saat itulah Parimin ditempa berbagai pengalaman mengenai jualan bakso. Mulai dari cara meracik bakso, perjuangan di masa sulit, hingga membaca peluang bisnis makanan yang populer itu. Dia mengaku menyerap ilmu jualan bakso dari orang tuanya.