Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kini, Dompet dan Kunci Rumah pun Bisa Di-Missed Call

Minggu, 04 November 2018 – 12:08 WIB
Kini, Dompet dan Kunci Rumah pun Bisa Di-Missed Call - JPNN.COM
Christian dan Kevin menunjukkan inovasi penemuan mereka. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - WUJUDNYA mirip gantungan kunci. Berbentuk segi empat dengan ukuran 4 x 4 sentimeter. Tebalnya hanya 0,8 mm. Warnanya hitam polos. Lengkap dengan untaian ring besi yang terpasang di salah satu sisinya. Dari sisi estetika, alat tersebut sangat sederhana. Tidak ada aksen seni yang terlihat.

Namun, alat itu memang tidak dirancang untuk tujuan estetis. Alat tersebut akan dilekatkan pada benda-benda penting yang mudah ketlisut. Dengan alat itu, benda-benda tersebut bisa di-missed call sebagaimana yang biasa dilakukan pada ponsel. Juga, GPS pada mobil.

Inovasi sederhana, tetapi berguna tersebut merupakan buatan tiga pemuda alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) yakni Christian Laksmono, Kevin Leonardo, dan Ryan Nathan. Alat tersebut bisa menyelesaikan sebagian masalah di kehidupan sehari-hari. Terutama bagi Anda yang kerap lupa menaruh barang.

''Kalau tombol ini ditekan, benda segi empat ini akan berbunyi,'' kata Christian Laksmono saat menjelaskan cara kerja trackID dengan membuka ponselnya Kamis (1/11). Di smartphone itu, Christian mengenalkan aplikasi buatan mereka.

Alat berbentuk segi empat tersebut diberi nama trackID.

Berisi komponen chip dan speaker yang sudah diprogram sedemikian rupa oleh ketiganya Sementara itu, aplikasi tersebut dibuat di handphone sebagai pengendali trackID. Yang bisa dibawa user untuk mengetahui posisi barang yang dipasangi trackID.

Untuk mengoneksikan trackID dan aplikasi, Christian, Kevin, dan Ryan menggunakan teknologi bluetooth low energy yang bisa dikoneksikan selama 24 jam nonstop. Tanpa menyedot banyak daya baterai handphone.

Benar, saat Christian mengeklik aplikasi di layar handphone, trackID langsung mengeluarkan suara. Tit...tutt..titit...titut ...tituuut. Jika didengarkan, irama nada tersebut mirip lagu daerah di Indonesia. ''Nada ini Yamko Rambe Yamko dari Papua,'' kata lelaki kelahiran 23 Desember 1994 itu.

Bunyi suara dari trackID digunakan untuk memandu pemilik aplikasi dalam mencari barang yang dibutuhkan. Karena ukuran trackID yang tipis, alat itu bisa diselipkan atau digantungkan bersama barang-barang yang sering hilang. Antara lain, kunci rumah, dompet, hingga tas.

Bagaimana jika ponselnya yang hilang? Hal itu sudah diantisipasi tiga pemuda tersebut. Alat itu punya tombol untuk mengetahui lokasi ponsel. TrackID bakal tetap berbunyi meski ponselnya dalam keadaan silent.

Fitur lain yang menarik dari aplikasi yang telah mendapatkan hibah dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) itu adalah fungsi preventifnya. Mereka memprogram trackID untuk selalu mengingatkan penggunanya.

Misalnya, jika keberadaan barang yang dipasangi trackID lebih dari 25 meter, akan muncul notifikasi bahwa ada barang yang ketinggalan. Ketika mode tersebut lupa tidak memberikan koneksi, lokasi barang yang tertinggal akan tersimpan di Google Map.

Saat ini masyarakat mampu mengoneksikan empat trackID dalam satu aplikasi di handphone. Artinya, satu handphone bisa melacak keberadaan empat barang sekaligus. Yang sudah diselipi trackID.

Ide pembuatan trackID bermula dari kejengkelan Christian dua tahun lalu. Saat itu dia berlibur ke Tiongkok. Ketika hendak pulang ke Indonesia, dia lupa membawa paspor dan dompet saat menuju ke bandara dari hotel tempatnya menginap.

Padahal, jarak tempuh hotel ke bandara saat itu lumayan jauh. Sekitar dua jam perjalanan. Sementara itu, Christian baru sadar barang penting tersebut ketinggalan ketika di perjalanan. Padahal, waktu pesawat take off tinggal sejam.

''Akhirnya saya harus balik lagi ke hotel ambil barang yang ketinggalan,'' ucapnya. Konsekuensinya, Christian harus ketinggalan pesawat. Dia pun mengeluarkan uang untuk membeli tiket pulang. Jumlahnya lumayan, Rp 5 juta.

Dari pengalaman buruk tersebut, dia lantas mengajak kedua sahabatnya, Kevin dan Ryan, untuk membikin proyek. Membuat alat yang bisa mempermudah mencari barang dan memperingatkan orang untuk tidak melupakan barang bawaannya.

Kevin yang merupakan jebolan S-1 teknik elektro bertugas memikirkan pembuatan alat. Ryan dengan bidang keahlian teknik informatika bertugas merancang program aplikasi di handphone. TrackID dirampungkan dalam waktu setahun. Mereka kini merancang trackID setipis ATM. (edi susilo/c15/ano) 

Alat tersebut bisa menyelesaikan sebagian masalah di kehidupan sehari-hari. Terutama bagi Anda yang kerap lupa menaruh barang

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close