Kisah 16 WNI Kru Kapal Sparta yang 13 Hari Terjebak di Antartika
Terdampar setelah Kapal Menabrak Gunung EsKamis, 12 Januari 2012 – 00:12 WIB
Saat diberi kesempatan menelepon, Sarip langsung menghubungi ayahnya, Kasdi. Kasdi kepada Jawa Pos mengatakan telah dihubungi Sarip. "Sarip menelepon saya. Dia mengatakan baik-baik saja," tutur Kasdi.
Pria 40 tahun itu mengatakan, Sarip memang besar di keluarga nelayan. Sebelum bergabung dengan kapal asing, Sarip sudah malang melintang melaut di kampung sendiri. Sebagian besar dari 16 ABK asal Indonesia yang bekerja di kapal Sparta itu berasal dari kampung yang sama. "Kami bertetangga," ungkap Kasdi.
Sarip memulai tugasnya sebagai ABK kapal Sparta pada November lalu. Iming-iming gaji besar menjadi alasan utama Sarip meninggalkan Indramayu untuk melakoni ekspedisi bersama kapal berbendera Rusia itu. Menurut Kasdi, rata-rata nelayan di kampungnya berpenghasilan Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per bulan.