Kisah Anak-Anak Panti Korban Sodomi Jadi Pelaku Sodomi Berjamaah (2)
Siti tak tahu apa itu Panti Rizki Khairunnisa. Ia tak mengenal panti-panti yang ada di wilayah Batam lainnya. Maklum, ia berkutat hanya di wilayah Batuaji. Jarak Batuaji dan Batamkota mencapai satu jam jika ditempuh dengan kendaraan roda empat. Tapi ia mengiyakan.
"Lha... Ini kok begitu pintu mobil dibuka, anak-anak itu langsung lari kesana-kemari sampai bukit sana! Ini bukan anak jalanan ini," kata Siti dengan suara lantangnya.
Segera saja, semua sibuk mengejar. Dari Isra, Siti mendapatkan penjelasan. Anak-anak itu bukan anak jalanan. Mereka anak-anak asal Panti Asuhan Rizki Khairunnisa. Dugaan sementara, mereka ditelantarkan dan diabaikan si pemilik panti. Siti mengangguk saja.
Sebelas anak itu akhirnya berhasil dikumpulkan. Bau pesing dan apek langsung menguar. Siti mengernyitkan keningnya. Mengempiskan kedua lubang hidungnya.
"Mandi. Ayo mandi dulu semua!" titah Siti tak tahan dengan bau itu.
Ia memandikan mereka satu per satu. Memakaikan mereka pakaian milik anak LKSA Permate yang lain. "Pinjam dulu," kata Siti.
Di meja makan telah tersedia makanan. Seusai menutup telepon Suharmanto, Siti memang langsung memasak. Lauknya tidak mewah. Hanya sayur nangka dan telur dadar.
Anak-anak duduk dalam barisan panjang. Siti mengambilkan nasi di piring. Menyerahkan pada masing-masingnya. Lalu mempersilakan mereka mengambil lauk yang mereka suka.