Kisah Ayah yang Hobi Judi Telantarkan Keluarga
jpnn.com - LAMPUNG - Kehadiran sosok seorang ayah selalu dirindukan TR, 27. Sang ayah HS telah meninggalkan dirinya sejak masih dalam kandungan sang bunda, NR, 58. Untuk mengobati rindu, TR selalu menyimpan foto sang ayah di dalam dompetnya.
“Cuma punya foto lama ini aja, Dik. Sampai sekarang belum pernah melihat langsung wajah ayah,” ucapnya sambil menunjukkan secarik foto lusuh.
Sang kakak, AB, pernah bercerita ke TR kalau ayah mereka jarang pulang. Memang, sikap perilaku ayah, menurut yang didengar TR tak selalu perilaku yang baik-baik saja. Selain jarang pulang, HS yang tak punya pekerjaan tetap juga kerap main judi dan mabuk-mabukan.
Keluarga TR awalnya tinggal di Medan, Sumatera Utara. Namun, pada 2006, keluarga TR pindah ke Bandarlampung. Sementara sang ayah ditinggalkan oleh mereka. Penyebabnya, HS memang tak pernah menginjakkan kaki ke rumah.
“Pindah karena kakak saya menikah dengan orang Lampung. Jadi keluarga ikut pindah. Awalnya keluarga kami mengontrak. Terus beli rumah sendiri di Kecamatan Kedamaian,” kata pria yang bekerja sebagai wirausaha ini.
Untuk menghidupi keluarga, setiap harinya NR berjualan nasi uduk. Dari berjualan itulah NR bisa menyekolahkan TR hingga lulus SMA.
Menurut TR, dirinya pernah mendengar informasi kalau sang ayah saat ini sudah menikah lagi. Dan saat ini tinggal di Klaten, Jawa Tengah. “Pernah dengar dari tetangga. Kabarnya seperti itu. Jujur kalau sampai benar info itu saya sangat kecewa dengan sikap ayah. Hidup kami jadi sulit,” tuturnya.
Hidup pas-pasan sempat membuat TR hendak berhenti sekolah saja. Tetapi, sang ibu melarangnya. Menurut TR, hidup yang dijalaninya merupakan efek dari sikap egois orangtua.