Kisah Bang Jo, sang Jubir Sejati KPK
jpnn.com - NAMA Johan Budi tampaknya lekat dalam ingatan masyarakat penikmat berita di media massa, sejak mantan wartawan itu menempati posisi sebagai juru bicara KPK pada 2006 hingga 2014.
Wajah Bang Jo -sapaan akrab pemilik nama lengkah Johan Budi Sapto Prabowo- kerap muncul di televisi menyampaikan perkembangan kegiatan penanganan kasus di KPK dalam setiap jumpa pers.
Pada Februari 2015, Johan resmi dilantik Presiden Joko Widodo sebagai pelaksana tugas (plt) pimpinan KPK bersama Taufiequrrahman Ruki dan Indriyanto Seno Adji. Itu seiring penetapan tersangka dua pimpinan KPK Abraham Samad dan Bambang Widjojanto oleh Bareskrim Mabes Polri.
Sejak saat itu, Johan memang tidak lagi menjabat sebagai jubir. Ada Priharsa Nugraha, kepala bagian pemberitaan dan publikasi KPK yang kemudian diutus untuk menjadi jubir sementara saat memberikan keterangan pers kepada awak media.
Namun sepertinya, sosok Johan yang piawai berkomunikasi dan pembawaannya yang tidak kaku membuatnya tak bisa begitu saja menanggalkan peran sebagai juru bicara sejati KPK.
Dalam beberapa kesempatan menggelar konferensi pers, Johan-lah yang selalu mewakili pimpinan lain untuk berbicara di depan wartawan. Taufiequrrahman Ruki-lah yang memintanya melakukan itu, pimpinan merangkap jubir.
Dinamika pun terjadi di lembaga antirasuah. Tak lama setelah dilantik, pimpinan di bawah komando Ruki ternyata melimpahkan perkara dugaan korupsi yang menjerat Komjen Pol Budi Gunawan sebagai tersangka ke Kejaksaan Agung. Dan dari kejaksaan, kasus itu dikembalikan ke Polri yang kemudian menyatakan berkas kasus BG tak memenuhi syarat untuk lanjut ke penyidikan.
Usai pelimpahan itu, ratusan pegawai KPK melayangkan protes. Lucunya, saat itu Ruki justru ikut menanda tangani aksi protes itu bersama para pegawai. Padahal, pelimpahan kasus BG terjadi atas persetujuan Ruki sebagai ketua sementara KPK.