Kisah Desa Muslim di Tiongkok Keluar dari Kemiskinan Berkat Pariwisata
jpnn.com, ANHUI - Pada 1 Oktober, sebuah taman adat di Desa Etnis Hui di Wangjiang, Provinsi Anhui, Tiongkok, secara resmi dibuka untuk bisnis dan menarik banyak wisatawan.
Terletak di dekat Sungai Yangtze, desa berpenduduk hampir 1.300 jiwa dengan 90 persen di antaranya berasal dari etnis Hui, merupakan satu-satunya yang dihuni oleh etnis minoritas di Wilayah Wangjiang.
Dengan mengandalkan keunggulan karakteristik etnis Hui, otoritas lokal mendorong penduduk di sana untuk mengembangkan wisata berciri khas dalam upaya mengentaskan kemiskinan.
Di dalam taman adat itu terdapat area bertema seperti lautan bunga Hui, gerakan olahraga Hui, budaya pertanian Hui, dan lain sebagainya.
Liu Weidong, sekretaris Desa Etnis Hui, mengatakan bahwa penduduk lokal mempertahankan tradisi kehidupan mereka sendiri dan memiliki sebuah masjid.
Saat perayaan Idulfitri atau Iduladha yang juga dikenal sebagai festival Gurbang dalam tradisi etnis tersebut, penduduk desa itu akan menyiapkan makanan lezat seperti daging kambing dan juga minyak wangi untuk dibagikan kepada para kerabat.
"Di desa kami, jumlah orang Han sangat sedikit, tapi kami semua akan menghormati kebiasaan hidup satu sama lain," kata Liu.
Sementara itu, Wang Jieming mengungkapkan bahwa Desa Etnis Hui memiliki tradisi menanam bunga rapeseed. Sejak 2016, desa ini mulai mengadakan festival bunga rapeseedyang menarik banyak wisatawan, membuat pariwisata desa berciri khas etnis Hui itu perlahan berkembang.