Kisah Dua Kowal Cantik yang Terpilih Jadi Pilot Perempuan TNI-AL
Saat pendaratan tiba, ban pesawat menempel tanah. Setelah roda pesawat menempel tanah, kecepatan dihentikan sehingga laju berkurang perlahan. ’’Itu pengalaman pertama yang menyenangkan,’’ kata Vika.
Vika dan Tami merupakan siswa Pusat Penerbangan TNI-AL (Puspenerbal). Mereka bergabung di TNI-AL melalui tes calon bintara pada 2010. Setelah lolos, Tami ditugaskan di Manado, sedangkan Vika di Belawan. Pada 2012
Puspenerbal membuka pendaftaran calon penerbang perempuan. Sedikitnya 200 kowal TNI-AL mendaftar program tersebut.
Dari 200 orang itu, hanya 10 yang dipanggil. ’’Setelah diseleksi, hanya dua yang diterima,’’ jelas Vika.
Tes yang dilalui cukup berat. Ada tes akademik, psikotes, dan fisik. Tim penguji pun selektif.
Sebab, pilot harus memiliki kemampuan di atas rata-rata. Mereka harus mampu menentukan sikap dalam hitungan detik. Salah mengambil langkah bisa fatal. Kini, baik Vika maupun Tami sedang mengikuti sekolah calon perwira. Keseharian- nya, dua perempuan itu memang belum berpangkat.
Namun, akhir tahun nanti mereka menyandang pangkat letnan dua. Setelah menerbangkan pesawat, mereka punya keinginan yang cukup unik. Tami ingin terbang membawa helikopter ke rumahnya di Banyuwangi.
Adapun Vika ingin mengajak orang tuanya keliling patroli maritim di Laut Jawa. (*/c15/oni)