Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kisah Gerhana Matahari dan Pukul Gentong di Tanjung Kelayan

Selasa, 08 Maret 2016 – 00:49 WIB
Kisah Gerhana Matahari dan Pukul Gentong di Tanjung Kelayan - JPNN.COM
Tarian kolosal 100 penari menyambut gerhana matahari total di Belitung. Foto: Natalia Fatimah Laurens/JPNN.com

jpnn.com - Suasana Pantai Tanjung Kelayang, Desa Keciput, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung pada Senin malam (7/3) tampak berbeda. Sebuah panggung dengan pelataran yang cukup luas sudah dipersiapkan ciamik dengan lantai berwarna-warni. Itu dibuat khusus demi pertunjukkan tarian kolosal 100 penari Belitung untuk menyambut Gerhana Matahari Total (GMT).

Natalia Laurens, Belitung

Ratusan penari itu terdiri dari pelajar SMP dan SMA di Kabupaten Belitung. Ini tidak sekadar tarian kolosal belaka. Tapi memiliki arti khusus. Dengan lincah, lihai dan gemulai para penari perempuan dan laki-laki menunjukkan pergerakan bersatunya matahari, bulan dan bumi sehingga terjadi gerhana. Mereka membawa sebuah benda berbentuk bulat dan berwarna mengkilap, cukup menyilaukan mata yang diibaratkan sebagai matahari.

Instrumen ala kolosal yang mengiringi tarian itu berhasil membius ratusan warga dan wisatawan yang menyaksikannya.

“Merinding lihat tariannya. Bagus sekali,” ujar Lina, warga asal Jakarta yang datang khusus ke Kelayang demi menanti gerhana matahari total (GMT).

Dalam tarian ini, penari juga membawa dua potongan kayu kecil. Kayu-kayu itu menggambarkan warga yang memukul gentong untuk mengusir hal-hal jahat terjadi saat terjadi fenomena alam. Tidak ada cerita khusus dengan adanya pukul gentong tersebut. Itu hanya kebiasaan warga di kampung pada umumnya ketika terjadi sebuah kekacauan atau hal buruk sedang terjadi. Diharapkan tidak ada hal buruk terjadi saat gerhana matahari total tersebut.

Ratusan kamera warga dan wisatawan pun sigap mengabadikan tarian kolosal yang apik tersebut. Tarian ini juga semakin menarik karena para penari memakai kostum tarian modern dengan variasi warna, aksesoris dan didukung oleh riasan wajah yang unik.

Warna merah tua, kuning, hijau dan hitam menjadi pilihan kostum para penari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News