Kisah Mahasiswi Akademi Bidan yang Tewas Akibat Cinta Segi Tiga
jpnn.com - POLISI tidak butuh waktu lama untuk menyingkap tabir misteri kematian Ririn Puspitasari di jembatan Desa Nglandung, Geger, Kabupaten Madiun, Senin dini hari (15/6) lalu. Mahasiswi 21 tahun asal Dusun Pikatan, Krandegan, Kebonsari, Kabupaten Madiun, itu diduga meninggal setelah dibunuh kekasihnya, Muhamad Husein, 22, warga Dusun Koripan, Jogodayuh, Geger.
Aparat Satreskrim Polres Madiun bergerak cepat begitu menerima laporan hasil otopsi dari RSUP dr Soedono Kota Madiun. ''Dari hasil otopsi, diduga korban meninggal karena kekerasan fisik. Tulang lehernya patah karena dicekik. Dipastikan, korban tidak sedang hamil,'' terang Kapolres Madiun AKBP Denny S.N. Nasution di sela prarekonstruksi di tempat kejadian perkara (TKP) kemarin sore (16/6).
Dari fakta-fakta itu, polisi langsung mengembangkan penyelidikan. Berdasar keterangan keluarga korban, polisi langsung menangkap Husein pada hari itu juga (15/6) di Sidoarjo. ''Tersangka berhasil kami tangkap selang 12 jam kejadian,'' jelasnya.
Diduga, motif pembunuhan mahasiswi Akademi Kebidanan (Akbid) Insan Cendekia Medika Jombang tersebut adalah asmara. Husein yang telah menjalin hubungan dengan Ririn cemburu dan muntab saat hendak diputus. ''Dari informasi, korban sudah punya pacar baru. Akibatnya, tersangka dan korban terlibat cekcok,'' tuturnya.
Minggu (14/6), Ririn mendatangi rumah Husein dengan mengendarai sepeda motornya sekitar pukul 16.00. ''Awalnya, tersangka beralasan minta diantar ke terminal bus untuk kembali (kerja) ke Sidoarjo. Saat bertemu, kedunya cekcok,'' terangnya.
Setelah menghabisi nyawa Ririn, Husein panik. Sekitar pukul 20.00, dia keluar rumah untuk mencari minuman keras (miras) di Pagotan. Dari situ, terbersit pikiran untuk membuang jasad Ririn di Jembatan Nglandung, sekitar 1 kilometer di barat rumah korban.
''Sekitar pukul 02.00, pelaku mengikat korban dengan rafia dan memboncengkannya dengan sepeda motor menuju Jembatan Nglandung. Setelah meninggalkan jasad dan sepeda motor korban, pelaku pulang ke rumah dengan berjalan kaki,'' ungkapnya.
Husein selama ini bekerja sebagai pelayan restoran di Sidoarjo. Di sana, dia tinggal bersama saudaranya. Biasanya, dia pulang ke rumahnya di Dusun Koripan, Jogodayuh, Geger, seminggu sekali. ''Jadi, rumahnya sehari-hari cenderung sepi,'' tutur Denny.