Kisah Man of The Year yang Sebenarnya (1)
Pribadi Lengkap ala Hoping Ciak KupingRabu, 31 Desember 2008 – 00:19 WIB
Masih ada lagi syarat lain: kesanggupan tetap jadi dermawan, minimal, dalam setahun, lebih besar dari fee untuk keanggotaan di lapangan golf itu. Dan yayasan sosial yang akan dibiayai kedermawanan ini praktis yayasan sosial milik komunitas Yahudi.
Dengan syarat seperti itu bisa dibayangkan siapa yang bisa bermain golf di situ dan sekaligus membeli rumah di sekitarnya. Apalagi jumlah rumahnya memang sangat terbatas. Hanya sekitar 100 rumah. Dengan kriteria seperti itu, pasti peminatnya adalah orang yang super kaya, dermawan dan kemungkinan besar Yahudi seperti Shapiro, Jaffe, dan Bernie. Rumah Jaffe yang seharga sekitar Rp 200 miliar, hanya kurang dari 500 meter dari rumah Bernie yang seharga Rp 120 miliar. (Sebenarnya itu juga tidak terlalu wah. Sebab, di Jakarta, saya perkirakan tidak kurang dari 200 rumah yang harganya di atas Rp 100 miliar).
Meski sudah beberapa kali ke Miami, saya tidak bisa ke situ. Bukan saja tidak memenuhi syarat, tapi juga tidak bisa bermain golf. Apalagi setelah ganti hati ini saya dilarang berada di bawah terik matahari yang lama. Sedangkan bagi orang-orang superkaya itu, lapangan golf bisa menambah kekayaan mereka. Mereka biasa bermain bersama, saling menawarkan peluang yang besar, saling bernegosiasi dan ketika permainan sudah sampai tee ke-6, biasanya sudah sampai tahap jabat tangan: deal! Tee-tee selanjutnya, sampai permainan 18 hole itu selesai, tinggal hiburannya. Yang tidak tahu, apakah Bernie juga selalu men-ciak hoping-nya di tee nomor 6 itu. (*)