Kisah Para TKI Ilegal di Arab Saudi yang Sengaja Menelantarkan Diri agar Dideportasi
Hidup Tak Pernah Kekurangan, Selalu Siap Uang SogokanSelasa, 15 Februari 2011 – 08:02 WIB
Selain Munih, ada Ismaloji yang mengaku berasal dari Surabaya, Jawa Timur. Perempuan kelahiran 10 Januari 1990 itu bekerja di Saudi sejak 2005. Perempuan berdarah Madura tersebut baru berusia 15 tahun ketika kali pertama berangkat ke Saudi. Jawa Pos melihat paspor yang dia miliki dikeluarkan Kantor Imigrasi Tanjung Perak. Di situ, usia perempuan itu didongkrak menjadi kelahiran 1971. "Sudah ada yang mengurus. Saya tinggal ikut," ungkap gadis berparas manis tersebut.
Perempuan yang disapa Is itu kemudian bertemu sang suami yang bernama Ibrahim ketika berada di Saudi. Di sana, dia mendapat gaji 800 riyal, belum ditambah gaji suami yang bekerja sebagai sopir 1.000 riyal. Dengan gaji itu, keduanya berhasil membeli rumah di kampung halaman. Selama berada di Saudi, Is menyatakan tidak pernah hidup kekurangan. Dirinya bahkan masih sering berkirim uang ke kampung halaman.
Dia mengaku sengaja menelantarkan diri dan menyerahkan diri kepada petugas imigrasi setempat agar bisa dideportasi. Selama ini, dia menelantarkan diri di tepi jalan di Kedutaan Besar RI sebelum diangkut ke penampungan oleh imigrasi Saudi. Tepat pukul 16.10 WIB, wawancara pun berhenti. Pendataan oleh petugas Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) dihentikan karena makanan kotak serta minuman yang disediakan petugas sudah tiba.