Kisah Pasutri Saksi Hidup Tragedi Kapal Marvi Marmara
Dengar Suara Azan Paling MerduJumat, 16 Juli 2010 – 08:02 WIB
"Sore tanggal 1 Juni, saya menerima surat cinta dari istri yang sudah berjam-jam tidak saya jumpai sejak interogasi di dermaga. Surat itu disampaikan seorang diplomat Jordania dengan sembunyi-sembunyi," kata mantan pemimpin redaksi majalah Suara Hidayatullah tersebut.
Surat Santi itu bertinta merah. Isinya sebenarnya bukan tentang asmara. Tapi, dia hanya minta ketegasan dari suaminya, "Ayah harus pilih, Istanbul atau Jordan." Maksudnya, Dzikrullah diminta memutuskan tempat yang akan dituju selepas dari penjara Isreal tersebut.
"Saat itu, kangen saya sudah menggebu, sehingga apa pun isi tulisannya saya anggap surat cinta dari dia," terang Dzikrullah.