Kisah Pengamen di Melbourne: Lewat Audisi hingga Raup Rp 8 Juta/Hari
Ian Maddick sedang beraksi mengamen di tepian Sungai Yarra. (Foto: Hany Koesumawardani)
Ian mengaku melakukan busking karena terdesak kebutuhan sehari-hari. Meski demikian, dia mengaku pendapatannya lumayan dari kegiatan busking ini.
"Saya biasanya dapat AU$150 (Rp 1,5 juta), paling banyak bisa AU$ 180 (Rp1,8 juta) dalam waktu 3 jam. Tak ada pekerjaan yang pendapatannya sebagus busking. Kalau sebulan, saya tak tahu, tergantung apakah Anda melakukannya dengan konsisten. Saya akan melakukannya dengan konsisten. Hari ini saya lakukan siang-malam," katanya.
Sembari menunjukkan kemampuannya bermusik, Ian juga menjual album indie-nya yang dikemas dalam bentuk CD seharga AU$ 10 yang digelar di atas wadah gitarnya. Untuk melakukan busking di tepian Sungai Yarra, Ian mengaku tak sampai mengikuti audisi.
"Sebenarnya di Melbourne ini Anda tak harus ikut audisi, kecuali Anda tampil di Bourke Street, di situ selektif sekali penampilnya. Mereka punya genre musik yang berbeda dan harus dilakukan secara profesional," tutur Ian.
Para seniman jalanan di Bourke Street, imbuhnya, juga mendapatkan penghasilan paling tinggi di wilayah lainnya. Meski melakukannya karena terdesak kebutuhan hidup, Ian sebenarnya musisi sejati.
Keterampilannya memetik gitar dan bermusik itu diakui Ian didapatkan sejak masih anak-anak. Ian tumbuh besar dengan mengikuti beberapa sekolah musik, belajar di sekolah musik jazz hingga mengikuti AMEB (Australian Music Examination Board - badan standar ujian musik nasional Australia) bidang musik kontemporer. Selain musik jazz, Ian juga tertarik pada musik punk hingga musik klasik India.