Kisah Pengamen di Melbourne: Lewat Audisi hingga Raup Rp 8 Juta/Hari
"Ya, saya melakukan audisi. Hanya mainkan satu lagu untuk mereka dan itu saja, sangat mudah. Saya mainkan lagu "Scientist" dari Coldplay, dan ya sudah gitu aja. Itu lagu bagus," ungkapnya.
Meski cukup ahli memainkan alat musik dan bernyanyi, namun Patrick mengaku tak punya latar belakang pendidikan musik. Dia mendapatkan keahliannya secara otodidak.
"Saya otodidak. Kuliah saya akuntansi, ini tahun ke-35 saya, sekarang saya punya rencana plan B, ini (menjadi busker) plan A," ujar pengidola musisi Elton John ini sambil terkekeh.
Pendapatannya dari busking ini, menurutnya tidak tentu. Antara nihil hingga AU$ 800 (Rp 8 juta).
"Tergantung, sangat tergantung. Dari AU$ 100 sampai AU$800 per hari, tapi itu kalau hari ramai. Kadang AU$100 bahkan kurang, bahkan tak mendapatkan apa-apa. Tapi saya cukup kok untuk membayar tagihan-tagihan saya. Saya busking 3-4 hari per minggu," jelas dia.
Jadi kamu melakukan busking ini demi uang atau passion?
"Hmmm... lucu bahwa kamu melakukan ini untuk kerja. Beberapa lagu mendatangkan uang banyak, kadang, lagu seperti "Yellow", itu banyak uangnya, jadi harus memainkannya untuk mereka (para pejalan kaki). Saya menyanyikannya 3 kali sehari, tapi saya harus menyanyikannya lagi, karena banyak orang ingin dengar lagu ini. Jadi sebenarnya antara benci dan cinta saya melakukan ini," jawabnya sambil tersenyum.
Kalau tidak sedang busking, Patrick mengaku menghabiskan waktunya dengan berolahraga dan bergaul dengan teman.