Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kisah Penjaja Kue Keliling, Menyesal tak Bisa Dampingi Anak Wisuda

Minggu, 14 Agustus 2016 – 00:06 WIB
Kisah Penjaja Kue Keliling, Menyesal tak Bisa Dampingi Anak Wisuda - JPNN.COM
Ben Virgo berkeliling Payakumbuh menjajakan dagangannya saat singgah di kantor baru Perwakilan Padang Ekspres, kawasan Koto nan Ompek Payakumbuh. Foto: ARFIDEL/PADANG EKSPRES/JPNN.com

”Seorang anak saya alumni IAIN Imam Bonjol Padang, sekarang bekerja di salah satu lembaga bimbingan belajar di Padang dengan bidang studi bahasa Inggris,” tuturnya.

Profesi sebagai penjaja kue keliling sebenarnya baru ditekuni Mamak sejak enam bulan terakhir. Karena sebelumnya mencari nafkah dengan profesi sebagai pedagang ”garendong” yang berjualan bukan hanya sekadar kue dan gorengan, namun juga ada kebutuhan dapur harian bagi ibu-ibu di sejumlah nagari.

Pekerjaan itulah yang cukup lama ditekuninya sejak anak anaknya masih kecil dulu. Perjuangan keras membuat Ben Virgo, akhirnya mampu mengantar anak-anaknya ke perguruan tinggi.

Yefra Despi Ningsih, anak pertama Ben kini sudah menamatkan kuliahnya dengan predikat lulusan terbaik dari IAIN Imam Bonjol. Anak pertama inipun sudah bekerja di salah satu lembaga bimbingan belajar di Padang.

Anak pertama itulah yang membuat Ben Virgo merasa menyesal dan merasa bersalah dan tidak berguna sebagai seorang sang ayah. Sebab, tidak mampu mendampingi anak yang jadi kebanggaanya itu saat wisuda.

Kondisi ekonomi yang sangat sulit ketika itu, membuat Ben hanya bisa meneteskan air mata.  ”Sejak sore hingga malam, sehari menjelang putri saya diwisuda, pinjaman uang untuk sekadar ongkos pulang pergi (PP) ke Padang tidak kunjung didapat. Terpaksa saya  tak sempat mendampingi anak saat wisuda,” kisah Ben dengan mata berkaca-kaca, kemarin.

Kemudian anak kedua Ben Virgo dan istrinya Misdar, 46, bernama Yunita Oktavia, 20. Gadis belia itu juga tengah menjalani pendidikan tinggi di kampus yang sama dengan kakaknya. Dia mampu menjalani pendidikan tinggi dengan beasiswa dan bantuan orang yang peduli pendidikan.

Pedagang yang kini berjualan dari satu pintu ke pintu lainnya ini, masih mempunyai satu orang putra lagi bernama, Rezki Marbeni Putra yang tengah menjalani pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Padangjopang. ”Sayang, prestasi anak ini sedikit terganggu dengan perceraian saya dengan ibunya,” sebut Ben lagi.

KEBANYAKAN orang tua mendambakan anaknya mengenyam pendidikan hingga ke level perguruan  tinggi. Sayang garis kehidupan kadang menyulitkan sebagian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close