Kisah Penjaja Kue Keliling, Menyesal tak Bisa Dampingi Anak Wisuda
jpnn.com - KEBANYAKAN orang tua mendambakan anaknya mengenyam pendidikan hingga ke level perguruan tinggi. Sayang garis kehidupan kadang menyulitkan sebagian orangtua dengan tingginya biaya untuk mencapai impian tersebut. Sehingga, terpaksa harus menguras keringat. Begitulah yang dijalani seorang ayah yang berprofesi sebagai penjaja kue keliling di Payakumbuh, Sumbar.
Arfidel Ilham - Payakumbuh
SATU unit Honda Revo dengan sebuah bantalan kayu yang terpasang pada bagian belakang joknya, menjadi alat pengangkut beberapa kotak kue. Kendaraan itu digunakan Ben Virgo berkeliling Payakumbuh menjajakan dagangannya.
Pria kelahiran Nagari Andaleh, Kecamatan Luak, 5 Oktober 1968 itu, rupanya memiliki keinginan besar untuk pendidikan anaknya.
Seperti hari-hari sebelumnya, Kamis (11/8), pria paruh baya ini singgah di kantor baru Perwakilan Padang Ekspres (Jawa Pos Group), kawasan Koto nan Ompek Payakumbuh. Ben Virgo yang lebih suka dipanggil Mamak itu, sudah menganggap para loper koran dan pemasaran yang ada di sana sebagai langganannya.
Menjajakan jualannya sambil bercerita dengan sejumlah loper koran menjadi kebiasaan pria ini untuk sekadar bersilaturahmi.
”Ba'a nyo nakan, lai sehat, ko lai ado kue ha makan lah,” tawar pria ini kepada setiap loper yang datang menjemput koran.
Begitulah semangatnya untuk bisa menjual dagangan hingga laku. Hal itu mencuri perhatian Padang Ekspres untuk menggali lebih dalam latar belakangnya. Ternyata penjaja kue ini memiliki semangat juang tinggi untuk masa depan anak-anaknya.