Kisah Perias Artis Cut Tari asal Ternate
Puncaknya, begitu lulus dari SMK Negeri 1 Ternate pada tahun 1997, dia nekat kabur ke Jakarta mengikuti salah seorang kerabatnya. Dua minggu kemudian barulah pihak keluarga mengetahui kepergian Helmi. Sang ayah berang bukan main, namun tak bisa berbuat apa-apa.
“Ke Jakarta naik kapal, dengan uang saya sendiri. Hidup di Jakarta semuanya saya tanggung sendiri. Awal-awal di ibu kota, orang tua tidak menerima kondisi saya yang berbeda. Namun lama kelamaan saya bekerja dan membuktikan diri bahwa saya bisa melakukan hal-hal yang berguna untuk diri sendiri maupun orang lain. Selain itu, dandanan seperti perempuan juga mulai saya tinggalkan,” kisahnya.
Di ibukota, Helmi mengikuti kursus menata rambut pada Johny Andrean, penata rambut terkemuka Indonesia. Dia mengambil paket advance lantaran telah menguasai dasar-dasar menata rambut selama di Ternate. Hanya tiga bulan mengikuti kursus, pria berpostur tubuh bongsor ini lantas direkrut menjadi salah satu karyawan tetap Johny.
“Kerja bersama timnya Johny sekitar delapan bulan, lalu saya diminta mengelola salon milik tante saya yang berbagi saham dengan istri Bapak Wismoyo Arismunandar (mantan Kepala Staf TNI AD, red),” tambahnya.
Setelah itu, Helmi bergabung dengan Johnny Saleh International Salon and Bridal, sambil mengikuti kursus advance make-up di Martha Tilaar. Dia juga rajin menimba ilmu melalui seminar-seminar tata rias dan rambut dari para pakar semisal Rudi Hadisuwarno. Saat itu, Helmi mulai melebarkan kemampuannya di bidang tata rias. Langkah berikut yang diambilnya adalah bergabung dengan Tarzan Foto Bridal yang fokus pada foto dan salon.
“Pasar Tarzan adalah kalangan menengah ke atas. Maka saat itu saya juga sudah mulai menangani klien-klien artis dan pejabat. Selain itu, kerja sampingan juga merias model untuk majalah-majalah wanita, seperti Femina, untuk menambah penghasilan dan jam terbang sebagai perias,” ungkapnya.
Pada tahun 2000, Helmi juga berkesempatan gabung dengan Tim Artistik Mustika Ratu yang kerap merias kontestan Puteri Indonesia dan Akademi Fantasi Indonesia. Dia pun bekerja sama dengan wedding organizer Pang Sani sebagai make-up artist yang menangani sejumlah selebriti seperti Cut Tari dan Ersa Mayori.
Tercatat selebriti seperti Uut Permatasari, Nadila, Selvi KDI, hingga pejabat setingkat gubernur pernah merasakan sentuhan tangan Helmi. Dia juga kerap menerima pekerjaan ke luar daerah seperti Bengkulu, Bangka Belitung, dan Nusa Tenggara Timur.