Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kisah Pilu Ibu yang Tewas Dibunuh Anak Kandung

Dibunuh Tepat di Hari Ibu, Gunakan Parang yang Dibeli Sang Ibu

Selasa, 29 Desember 2015 – 08:00 WIB
Kisah Pilu Ibu yang Tewas Dibunuh Anak Kandung - JPNN.COM
ILUSTRASI. FOTO: Pixabay.com

Satu-satunya jalan adalah dengan meminta bantuan seorang ibu yang bisa berbahasa Indonesia untuk menterjemahkan apa yang ditanyakan. Sebaliknya, menterjemahkan apa yang dijelaskan narasumber.

Akhirnya, suami korban bisa diajak diskusi. Namun pria yang sudah uzur ini tak banyak berceritera. Sebab saat kejadian, dia sedang berada di pondok yang jaraknya sekitar 50 meter dari kediaman mereka. Donatus juga mengaku masih trauma karena sempat dikejar anaknya dengan parang.

“Kejadiannya sekitar jam 10 pagi. Dia datang ikut saya ke pondok sambil acungkan parang. Saya lari dan jatuh. Syukur ada orang yang sedang tanam (menanam jagung) melihat kami. Mereka sengaja teriak Alo (sapaan pelaku) dan bilang ada orang di rumah yang panggil dia. Dia balik, makanya saya lari. Saya tidak tahu kalau mamanya (korban) sudah dia bunuh. Setelah saya pulang ke rumah, ada polisi dan banyak orang di rumah. Baru saya tahu kejadiannya,” ujar Donatus.

Lantaran informasi dari suami korban belumlah lengkap, pihak keluarga kemudian memanggil anak korban, Ferdinandus Boik (39). Ferdinandus adalah orang yang pertama melihat ibunya dalam kondisi mengenaskan di dapur. Dia tinggal persis di depan rumah kediaman orangtuanya.

Dikisahkannya, sekira pukul 10.00 Wita, dia mendengar sang kakak keluar dari dapur menuju pondok dan berteriak sembari mengacungkan sebilah parang.

“Dia teriak, oke ulalim, oke ulalim, oke ulalim (sudah selesai/saya sudah kasih habis),” terangnya.

Melihat sang kakak berteriak, kata Ferdinandus, dia kemudian memanggil ibunya. Alangkah terkejutnya Ferdinandus, karena ibunya ditemukan tewas mengenaskan dengan leher nyaris putus.

“Leher mama hampir putus dan pihak rumah sakit bilang tidak bisa dijahit. Dia jatuh pas di tungku api. Saya langsung lari minta tolong tetangga dan terus ke Polsek Insana untuk lapor. Dan setelah diperiksa di rumah sakit, ada luka bakar di belakang. Jadi kami berkesimpulan, mama saat kejadian pasti mau masak. Karena memang tiap hari mama yang siapkan makanan untuk dia dan bapak. Mungkin dia emosi karena bangun tidur, masakan tidak ada dan mama baru mulai masak,” katanya.

Tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu. Di media sosial, orang pada ramai mengucapkan selamat dan rasa cinta buat para ibu. Sayang, Albina Ua, seorang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News