Kisah Sukses Fotografer Otodidak asal Indonesia
“Jujur, saya ingat dengan ibu saya yang tercinta. Dia sudah meninggal tahun 2007 lalu dan salah satu tekad saya adalah membawanya mengunjungi tempat-tempat yang cantik di dunia. Saya berhasil pergi ke Belanda, tapi sayangnya tidak bersama dia,"
Mengapa foto yang satu ini sangat berkesan bagi anda?
“Pergi ke Eropa dan Australia itu jauh dan tidak murah. Menjadi fotografer otodidak selama tiga tahun, mengajar audiens Eropa adalah sesuatu yang layak untuk dikenang."
Sebagai fotografer, apa yang memotivasi anda?
“Terkadang saya ingin menyingkirkan kamera saya dan hanya meningkati waktu saya saja, tapi saya tidak bisa. Bahkan ketika saya pergi dengan keluarga saua ke cafe, saya selalu membawa kamera untuk memfoto anak-anak saya, sulit sekali bepergian tanpa kamera lengkap. Mengunjungi tempat-tempat yang indah seperti ini sangat memotivasi saya. ada banyak sekali tempat yang hendak dituju dan dijelajahi,"
Anda juga mengajar workhop fotografi di seluruh dunia. Berikan dua tips untuk menjadi fotografer?
“Temukan gaya anda sendiri dan selalu terus belajar. Teknologi fotografi - lensa, teknologi kamera bahkan peranti unak untuk mengeditnya — selalu berubah. Selalu ada teknologi baru setipa tahun dan selalu ada ruang untuk memperbaharuinya,"