Kisah Sukses Pengusaha Tiwul: Yosea Suryo Widodo
Sehari Produksi 1,2 Ton, Pemesan dari Malaysia hingga HongkongPihak kementerian memberikan penghargaan pada UKM milik Yosea karena usahanya dianggap unik. Sebab, mampu membuat makanan tiwul dan gatot bisa tahan lama hingga setahun.
”Untuk program ketahanan pangan, sumber makanan utama yang dipilih nonberas memang,” paparnya.
Dia mengatakan, usaha yang ditekuni saat ini adalah warisan dari orang tuanya. UD Riang berdiri pada tahun 1998. Setelah dua tahun berdiri, barulah usaha diteruskannya sendiri.
”Karena saat itu pesanan sudah semakin banyak. Orang tua saya agak kewalahan melihat permintaan pasar, akhirnya saya yang disuruh meneruskan,” ungkap pria kelahiran 1979 tersebut.
UD Riang sendiri berdiri di Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak. Hingga saat ini, tempat produksinya masih tetap di sana. Sedangkan untuk pemasarannya, berpindah ke rumah Yosea saat ini.
Yosea memaparkan, awal memproduksi tiwul dan gatot yang bisa tahan lama adalah karena coba-coba saja. Saat itu orang tuanya menjemur tiwul dan gatot yang sudah siap konsumsi hingga kering. Namun, ketika tiwul dan gatot kering kembali dikukus, rupanya bisa langsung mengembang lagi dan siap untuk dikonsumsi.
”Waktu tahu ternyata tiwul bisa tahan lama, kami coba jual ke pasar yang jadi tempat oleh-oleh di Malang. Lama-kelamaan pemasarannya merata di Malang Raya. Karena dibeli sama orang luar kota buat oleh-oleh,” jelasnya.
Dari awal uji pasar yang berhasil tersebut, kemudian membuat permintaan tiwul dan gatot miliknya semakin banyak. Bahkan, hingga saat ini masih dianggap belum memenuhi permintaan pasar. Karena untuk ubi yang jadi bahan utama, stoknya memang terbatas mengikuti musim yang ada.