Kisah Sukses Rwanda, Negara Termiskin di Dunia Melawan COVID-19
"Hanya dalam beberapa bulan ... kami mampu meningkatkan kapasitas tes dan membuka 12 laboratorium PCR di seluruh negara. Setiap provinsi punya satu laboratorium."
Dari 200 tes per hari pada Maret tahun lalu, mereka kini telah melakukan lebih dari 10.000 tes dalam sehari.
Dr Sabin mengatakan, perkembangan terbaru mengenai tes rapid antigen yang secepat dan sepraktis tes kehamilan juga telah membuat banyak perbedaan.
Apakah 'lockdown' membuat orang kelaparan?
Diperkirakan 55 persen orang Rwanda hidup dalam kemiskinan, meskipun angka yang dilaporkan juga bervariasi.
Ketika pemerintah memberlakukan 'lockdown', orang-orang benar-benar berisiko kelaparan jika mereka tidak diizinkan meninggalkan rumah untuk berbelanja makanan atau untuk bekerja.
Di banyak negara Barat, kesehatan masyarakat dipertentangkan dengan ekonomi, memicu perdebatan sengit tentang strategi lockdown.
Ini tidak terjadi di Rwanda, kata Dr Sabin.
“Kalau masyarakat bisa lebih sehat, jika sistem kesehatan kuat, maka perekonomian akan lebih kuat, bukan sebaliknya.