Kisah TKW yang Dipaksa Mengurus Anjing di Malaysia
jpnn.com - MEDAN-Kembali lagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia mendapatkan perlakuan kasar dari majikannya. Kali ini yang menjadi korban penganiayaan dan tindakan semena-mena oleh sang majikan, warga Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjungmorawa Kabupaten Deliserdang.
Karena tak kuasa menahan berbagai perlakuan kasar yang diterimanya, selama 8 bulan akhirnya Yani (39) nekat kabur dari rumah majikannya dan bersembunyi di rumah tetangga majikan, guna meminta pertolongan dari suaminya Suharianto melalui telepon.
Namun, apa daya Suharianto tidak dapat menolong sang istri, selain terkendala dengan biaya, passport sang istri ditahan oleh calo yang membawa Yani terbang ke Malaysia.
Untungnya peristiwa ini, sampai ke telinga Prananda Surya Paloh. Atas inisiatif dan rasa kebangsaan yang tinggi, lantas Prananda Surya Paloh meminta ketua DPW Partai Nasdem Sumut Ali Umri dan sekretarisnya Iskandar ST, untuk mengirimkan anggotanya guna melacak keberadaan Yani di Kuala Kansar Perak (Malaysia).
Setelah melewati proses yang singkat melalui jaringan yang dimiliki DPW Nasdem Sumut di Konjen Malaysia akhirnya passport korban dapat buat kembali. Hal ini berguna untuk dapat memboyong kembali wanita manis ini agar dapat pulang ke kampung halamnya.
Dengan menumpang maskapai penerbangan Lion Air sekira pukul 17.00 WIB, Yani, tiba di Kualanamu Internasional Airport (KNIA) Deliserdang, Jumat (8/11) sore. Kedatangan Yani, langsung disambut Prananda Surya Paloh, ketua DPW Partai Nasdem Sumut Ali Umri dan Sekretaris Partai Nasdem Sumut Iskandar ST bersama Suharianto suami Yani.
Dengan berlinangan air mata Yani terus memeluk suaminya Suharianto, sembari mengucapkan terima kasih pada Partai Nasdem yang telah menyelamatkan dirinya. Pada wartawan, Yani mengaku, ia berangkat ke Malaysia atas ajakan seorang calo pada April 2013 lalu.
"Saya dijanjikan bekerja di salah satu salon di Malaysia dengan mendapatkan gaji sebesar RM 600. Namun sampai disana, saya bukan ditempatkan sebagai pegawai salon, melainkan saya dikerjakan untuk mengurus orang jompo juga sekalian mengurus anjing. Karena tidak sesuai dengan janji orang itu, saya melawan dan tak mau bekerja. Karena saya terus berkeras akhirnya saya dipekerjakan lah sebagai pembantu rumah tangga disana,"kenang Yani.