Kisah Tuti, Penderita Kanker Stadium Empat: Wajib Mengonsumsi Morfin Sebelum Beraktivitas
Ia justru menanamkan dalam pikirannya bahwa dokter hanya manusia biasa, sementara kematian itu akan dialami semua makhluk, tidak hanya penderita kanker.
"Saya tak mau berpikiran kapan saya mati. Akan tetapi, apa yang bisa saya lakukan menjelang kematian, saya ingin melakukan banyak hal positif sehingga kapan pun saya mati, saya harus siap," tuturnya.
Tuti pun mengaku tak ingin menunggu kematian dengan terus-terusan menangis atau hanya terbaring di rumah.
Hal ini pula yang selalu dia sampaikan kepada pasien pengidap kanker lainnya sebagai bentuk motivasi semangat hidup.
"Kadang banyak teman-teman bilang saya tampak sehat. Padahal, tidak, saya sakit. Kalau saya buka pakaian, tampak tubuh saya seperti kain yang ditambal sana-sini," kata Tuti.
Tuti menyembunyikan penyakitnya dengan melakukan berbagai aktivitas, di rumah misalnya. Seperti ibu rumah tangga pada umumnya, dia tetap memasak untuk suami dan anak semata wayangnya.
Hanya saja sebelum memulai aktivitas tersebut, dia wajib mengonsumsi morfin (obat mengatasi rasa sakit). Kalau tidak, dia tidak bisa bangun.
"Selain itu, kalau tidur malam, saya harus pakai oksigen karena sulit bernapas. Tidur pun tidak bisa sembarangan, harus dalam posisi tegak sambil bersandar menggunakan bantal," tuturnya.