Kisah Veteran 93 Tahun, Lawan Perintah Jenderal Ahmad Yani Demi Sahabat
"Kami ada tiga orang yang sekampung. Satu meninggal, tinggal kami dua orang. Kami selalu sama-sama," katanya.
Menjadi seorang pejuang juga membuat Kakek Komis mau tak mau harus mengesampingkan kehidupan keluarganya.
Dia mengaku saat berperang, juga merasa bersalah karena harus meninggalkan istri dan anak-anaknya di Rembang.
Apalagi, sang istri Susana Solot Bura harus menunggunya di Rembang untuk waktu lama karena dia keliling Indonesia ikut bersama pasukan lainnya.
"Saya ikut perang dan berada di luar Flores itu sekitar 35 tahun. Kasihan istri dia sendiri jaga anak-anak di Rembang. Sampai pernah ada kabar yang mengatakan saya meninggal di perang dan dia menangis histeris. Ternyata kabar itu salah karena saya sebenarnya masih hidup," kata Komis tersenyum tipis sambil mengenang istri tercinta yang telah lebih dulu dipanggil Yang Esa.
Beruntung, sang istri telaten membesarkan anak-anaknya meski tanpa didampingi. Dia hanya bisa mengirimkan uang untuk keluarganya bertahan hidup di Rembang.
Ayah dari delapan anak ini masih mengingat dengan jelas, saat itu gajinya sebagai tentara adalah Rp 15 sen.