KKSB Klaim Terjadi Seribu Kali Baku Tembak
jpnn.com, JAYAPURA - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) yang oleh pemerintah disebut Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) mengklaim telah terjadi sekitar seribu kali baku tembak antara Polisi dan TNI dengan TPNPB OPM. Jumlah korban diklaim mencapai 100 ribu orang sejak 1971.
Diplomat Khusus TPNPB OPM untuk Pasifik Akoubo Amatus Dou menuturkan, selama ini operasi militer Indonesia yang paling berbahaya adalah Operasi Sapu Rata I dan II yang dilakukan saat pemerintahan Presiden Indonesia Kedua, Soeharto.
Operasi militer itu terus belanjut hingga saat ini. ”Baku tembak yang selama ini terjadi, menurut kami adalah bagian dari perang,” terangnya.
Yang disayangkan dalam insiden itu terdapat anak-anak yang menjadi korban, pada 2014 terdapat delapan anak remaja asal Paniai yang tewas akibat militer Indonesia. Pada 2015 juga terdapat remaja yang ditembak saat sedang mengumpulkan dana. ”Ada juga pemidanaan terhadap orang Papua tanpa persidangan yang benar,” tudingnya.
Namun begitu, dia mengakui bahwa TPNPB OPM juga telah menewaskan anggota militer dan Polisi Indonesia. Dikatakan, pasukan Jenderal Goliat Tabuni telah menewaskan sekitar 100 tentara Indonesia. ”Ratusan prajurit itu ditembak dalam insiden yang terjadi sejak 2005 hingga 2018,” terangnya.
TPNPB OPM juga berupaya mendapatkan perhatian masyarakat internasional, antara lain dari Persatuan Bangsa Bangsa (PBB). Akoubo menuturkan, seharusnya PBB turun tangan di Papua Barat bila tidak ingin dianggap gagal menjaga mandat sebagai pasukan penjaga perdamaian. ”Seharusnya PB Hadir untuk mengawasi,” paparnya dalam keterangan tertulisnya.
Menurutnya, selama ini hanya lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan sejumlah pihak yang mendata kerusakan dan pengrusakan yang terjadi selama konflik tersebut. ”Padahal, dibutuhkan data yang akurat mengenai kerugian yang terjadi selama masa baku tembak ini,” paparnya.
BACA JUGA: KKSB Berulah Lagi, Dikejar Prajurit TNI dan Polisi