Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

KLHK Klaim Angka Karhutla Menurun Sejak 2015 Hingga 2019

Kamis, 01 Agustus 2019 – 17:04 WIB
KLHK Klaim Angka Karhutla Menurun Sejak 2015 Hingga 2019 - JPNN.COM
Manggala Agni bersama TNI- Polri padamkan Karhutla. Foto dok humas KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menerangkan, selama 2015 hingga 2019 ini angka kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus menurun.

Sesuai data yang terekam satelit Terra Aqua Modis (NASA) dengan tingkat konfidensial lebih dari 80 persen, rekapitulasi hotspot atau titik panas seluruh Indonesia sejak tahun 2015-2019 mengalami penurunan sebesar 66,93 persen.

“Penurunan jumlah hotspot 2019 dibandingkan 2015 sejumlah 66,93 persen atau sebanyak 4.189 hotspot,” ujar Pelaksana tugas Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles Panjaitan saat jumpa pers di KLHK, Kamis (1/8/).

Namun, Raffles tak menampik apabila jumlah hotspot memang mengalami kenaikan pada 2018.

“Kenaikan jumlah hotspot pada 2018 dibanding 2017 sebanyak 732 titik atau 54,71 persen,” ujar dia.

Nah, berdasarkan pemantauan satelit NOAA, jumlah hotspot sejak 1 Januari sampai dengan 31 Juli 2019 sebanyak 975 titik. Apabila dibandingkan dengan pemantauan pada periode yang sama tahun 2018 jumlah hotspot sebanyak 1.077 titik.

“Berarti terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 102 titik,” kata dia.

Sementara berdasarkan citra landsat luas kebakaran hutan dan lahan sampai 31 Juli 2019 adalah seluas 42.740 hektar. Dengan rincian berdasarkan terluas yaitu Provinsi Riau seluas 27.683 hektar, Kalimantan Timur seluas 5.153 hektar, Kepulauan Riau seluas 4.970 hektar dan Kalimantan Barat seluas 2.274 hektar. Dari luasan yang terbakar tersebut 15.202 hektar merupakan tanah mineral dan 27.538 hektar lahan gambut.

Apabila dibandingkan dengan pemantauan pada periode yang sama tahun 2018 jumlah hotspot sebanyak 1.077 titik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close