KLHK Pantau Hotspot Secara Berkala demi Antisipasi Karhutla
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus menggenjot upaya mengeliminasi titik panas atau hotspot yang berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles B. Panjaitan menyatakan, para Manggala Agni secara rutin melakukan pemantauan hotspot melalui website www.sipongi.menlhk.go.id.
“Terhadap hotspot yang terpantau, segera dilakukan pengecekan lapangan atau groundcheck untuk memastikan kejadian kebakaran sehingga dapat segera diambil langkah antisipasif melalui pemadaman dini,” ujar Raffles, Senin (25/6).
Raflles menjelaskan, para Manggala Agni sebagai bagian dari Brigade Pengendalian Karhutla KLHK terus melakukan pemeriksaan lapangan atau groundcheck terhadap hasil pantauan hotspot/ titik panas di sejumlah lokasi. Tujuan groundcheck untuk memastikan ada atau tidaknya karhutla di lokasi hotspot yang terpantau.
“Dengan demikian jika benar terjadi kebakaran dapat segera dilakukan langkah antisipasi penanggulangan secara dini pada areal yang terbakar,” tuturnya.
Sebagai contoh, Manggala Agni Daerah Operasi (Daops) Sarolangun, Provinsi Jambi melakukan groundcheck di Desa Dusun Dalam, Kecamatan Batin VIII. Manggala Agni Sarolangun bersama personel Polsek Batin bergerak ke lokasi hotspot berdasar pantauan satelit.
Manggala Agni dalam pengecekan lapangan itu menemukan lahan bekas terbakar seluas ± 1 hektare, Minggu (24/06).
Groundcheck juga dilakukan Manggala Agni Daops Kapuas, Kalimantan Tengah bersama-sama dengan anggota TNI. Berdasar sateltir TERRA AQUA, hotspot terpantau di Desa Harapan Baru, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Sabtu (23/6).
Lokasi hotspot yang berjarak 120 km dari markas Daops dicapai selama 2,5 jam menggunakan kendaraan roda dua yang dilanjutkan dengan perahu kelotok dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Pada lokasi groundcheck ditemukan lahan terbakar dengan luasan ± 5 hektare.