KLHK: Satu Kali Lalai, 150 Hektare Lahan Bisa Terbakar Selama Sehari
jpnn.com, JAKARTA - Plt Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Raffles B. Panjaitan mengatakan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bisa dicegah dengan keterlibatan aktif masyarakat dan stakeholeder sektor kehutanan.
Selain itu, masyarakat juga diminta tak lalai ketika beraktivitas di pegunungan atau hutan yang sedang kering. Karena kelalaian bisa berujung kejadian fatal.
"Janganlah lalai hingga memicu api seperti pergi ke gunung buang puntung rokok sembarangan atau lupa matikan api unggun, di musim kemarau seperti ini sekali saja lalai, bisa sampai 150 hektare lahan terbakar dalam sehari," kata Raffles di gedung KLHK, Jumat (2/8).
Untuk mengantisipasnya, KLHK dengan Manggala Agni terus mengerahkan semua sumber daya manusia terbaik, ditunjang peralatan dan anggaran untuk memadamkan karhutla. Tak hanya itu, KLHK juga bekerja sama dengan para pihak, seperti Masyarakat Peduli Api (MPA), TNI, Polri, BPBD, Pemda, pemegang izin, dan masyarakat.
Dari data yang dimiliki KLHK, hingga Mei 2019 total luas lahan terbakar adalah 42.740 hektare, luasan itu masih jauh dibandingkan luasan terbakar pada 2018 yang mencapai 510.000 hektare.
"Tahun lalu 510 ribu ha yang terbakar, di lahan mineral 385.000 ha dan di gambut 125.000 ha. Tahun lalu kami fokus di Palembang dan Riau yang lahan gambutnya luas, akhirnya di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah yang tanah mineral terbakar,” terang Raffles.
Raffles menambahkan, tahun ini memang terjadi penurunan angka karhutla, namun bukan berarti KLHK senang. Karena KLHK terus berupaya agar karhutla bisa benar-benar tidak terjadi.
“Saat ini ada delapan provinsi yang berstatus siaga darurat. Status itu bukan berarti kondisi sudah ada kejadian karhutla yang hebat, tetapi sebagai langkah antisipasi daerah agar bisa mendapatkan bantuan cepat dari pemerintah pusat melalui BNPB,” tandas Raffles. (cuy/jpnn)