Klub 1 Triliun
Oleh Dahlan IskanBiarpun itu forum KTT, beritanya tidak muncul di media Barat. Sama sekali. Dianggap tidak penting.
Seorang teman dari Barat mengejek saya: KTT Nonblok itu penting untuk konsumsi negara masing-masing. Dia pun berdalih: lihatlah sidang pleno itu. Kosong.
Kalau seorang kepala negara berpidato, wartawan yang hadir hanya yang dari negara tersebut.
Bagi negara itu KTT sudah selesai begitu presidennya sudah pidato. Ya juga sih. Saya juga tidak mau hadir di pleno itu. Kalau yang berpidato presiden dari negara lain. Yang isi pidatonya lebih banyak untuk dijadikan berita di dalam negeri masing-masing.
Pak Harto sendiri sangat sibuk. Pak Harto mendapat ruang khusus di gedung itu. Di situlah Pak Harto menerima kepala negara lain yang ingin bertemu.
Saya juga di situ. Untuk meliput apa saja yang dibicarakan kedua kepala negara. Hanya satu hari saya meninggalkan arena KTT Nonblok. Yakni ketika saya termasuk yang mendapat kesempatan bertemu Muamar Gaddafi (Khadafi), pemimpin Libya saat itu.
Gaddafi tidak mau tinggal di hotel. Ia tinggal di tenda. Ada onta di dekat tenda itu.
Semua kepala negara punya acara yang padat di forum seperti itu. Di luar forum. Tempulu para kepala negara berada di satu kota.