KNKT Kirim Tim ke Bandara Djalaludin Gorontalo
jpnn.com - GORONTALO - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) langsung merespon insiden kecelakaan pesawat Lion Air di Bandara Djalaludin Gorontalo. Tadi malam, KNKT mengirimkan timnya untuk menyelidiki peristiwa kecelakaan pesawat bernomor penerbangan LN 892 itu. "Saya sudah hubungi ketua KNKT, pak Dadang dan malam ini (tadi malam,red) juga dikirim ke Gorontalo tim, melalui Manado," ujar Gubernur Gorontalo Rusli Habibie di VIP Bandara Djalaludin Gorontalo, tadi malam.
Tim KNKT ini dipastikan tiba siang ini ke Gorontalo, karena harus menempuh perjalanan darat dari Manado ke Gorontalo.
Dikatakanya, sebelum ada penyelidikan resmi dari KNKT, Bandara Djalaludin ditutup untuk sementara, mengingat sayap pesawat lion air yang tergelincir itu masih membentang di sebagian badan landasan pacu. "Kita tunggu KNKT dulu," terangnya.
Gubernur sendiri sangat menyayangkan adanya ternak yang berkeliaran di landasan pacu. Harunya lanjut Gubernur pihak bandara lebih memperketat pengamanan bandara, karena dampaknya sangat fatal. "Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Tapi ini harus jadi pelajaran.," katanya.
Pesawat Lion Air Boeing 737 Seri 800 tergelincir di Bandara Udara Djalaludin Gorontalo, sekitar pukul 21.30 WITA tadi malam. Ternyata, penyebabnya adalah pesawat menabrak anak sapi saat melakukan pendaratan. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Hanya dua penumpang dikabarkan luka.
Informasi diperoleh Gorontalo Post menyebutkan pesawat yang terbang dari Makassar ini memuat penumpang 110 orang dan 7 orang crew. Lima di antara penumpang adalah anak-anak. Awalnya, pesawat dengan nomor registrasi PK-LKH itu mendarat mulus di landasan bandara. Pilot Lion Air, Iwan Primadi mengatakan, pesawat dengan nomor penerbangan LN 892 itu, awalnya mendarat mulus di landasan Bandara Gorontalo. Iwan mengatakan, saat itu cuaca dilaporkan sangat bangus.
"Pesawat dengan kecepatan 130 knot landing normal sesuai standar yang ada," kata Iwan kepada wartawan di VIP Bandara Gorontalo tadi malam.
Hanya saja, dalam kecepatan 120 knot diatas landasan tiba-tiba ada tiga ekor sapi yang melintas tepat di tengah landasan. "Saya mengira anjing karena kecil," paparnya. Sempat terasa terjadi tabrakan pada bagian roda. Ketika itu, iwan mengatakan, pesawat tetap dikontrol untuk melintas pada lajur landasan, hanya saja saat kecepatan 40 knot memasuki akhir landasan, pesawat tergelincir dibagian kiri.
"Sempat ada bau, seperti terbakar, tapi di kabin tidak ada api, saya sudah minta tolong bandara untuk ngecek, tapi tidak ada api," katanya. (tro/mas)