Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kofi Annan dan Albert Arnold ’’Al’’ Gore di WCF 2013

Rabu, 12 Desember 2012 – 00:31 WIB
Kofi Annan dan Albert Arnold ’’Al’’ Gore di WCF 2013 - JPNN.COM
Karena itulah, ketika Al Gore yang juga almamater Harvard College itu disebut-sebut oleh Prof Wiendu, resonansinya langsung bergetar sampai di Negeri Brazil. Nada itu juga terdengar merdu saat berjumpa dengan Ministry of External Relations, yakni Ambasador Hadil Fontes da Rocha Vianna, Head Secretary General of Cooperation, Culture and Trade Promotion di Gedung Kemenlu Brazil. ’’Kami berterima kasih dan satu kehormatan besar, kami ditawari menjadi salah satu mitra strategis di WCF 2013,’’ aku Fontes.

“Karena itu, kami akan melakukan koordinasi internal, dan mendistribusikan informasi ini kepada kementerian dan institusi yang berkompeten. Karena, ini menyangkut soal program, anggaran, dan hal-hal teknis yang harus dibicarakan secara detail,” lanjut dia. Wiendu yang didampingi Ketua Organizing Committee Prof Aman Wirakartakusumah, Duta Besar Indonesia untuk Brazil, Sudaryomo Hartosudarmo, dan Prof Heddy Shri Ahimsa Putra, Cultural Expert dari UGM Jogjakarta itu pun berharap agar respons positif ini segera ditindak lanjuti secara teknis.

Akan halnya dengan calon pembicara lain, Kofi Annan yang dilahirkan di Kumasi, Gold Coast, Ghana, pada 8 April 1938 itu. Alumni Kwame Nkrumah University of Science and Technology, Macalester College dan jebolan Institute of International and Development Studies Massachusetts Institute of Technology (MIT) ini adalah sosok diplomat yang hebat. Dia mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian, karena aktivitasnya menanggulangi Global AIDS dan Pembiayaan Kesehatan tahun 2001.

Bukan hanya soal kesehatan, Kofi Annan bergerak, mendedikasikan tenaga, pikiran, mungkin juga perasaan, dan spirit hidupnya. Pada 23 Februari sampai 31 Agustus 2012, Annan berinisiatif untuk merampungkan konflik berdarah yang tak berkesudahan di Syria. Dia bersama PBB dan Liga Arab bergabung dalam Special Representative for Syria, untuk menciptakan stabilitas keamanan dan perdamaian di Timur Tengah. Sayang, usaha kerasnya tidak memperoleh respons setimpal. Dia pun akhirnya frustrasi dan keluar dari program kemanusiaan itu, setelah PBB gagal membuat resolusi.

Dua peraih Hadiah Perdamaian Nobel itu hampir pasti, dan sudah memberi green light untuk tampil di The World Cultural (in Development) Forum 2013

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News