Kolega Berharap Samad Tolak Tawaran Cawapres Jokowi
jpnn.com - JAKARTA - Rumor majunya Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad sebagai cawapres mendampingi Joko Widodo mendapat respons dari internal KPK.
Wakil Ketua KPK Zulkarnaen terang-terangan tidak sepakat dengan langkah Samad untuk meninggalkan kursi ketua lembaga antirasuah.
Saat ditemui di Pengadilan Tipikor Jakarta, kemarin (12/5), Zulkarnaen mengatakan posisi Samad saat ini jangan hanya dilihat dari perspektif UU No 30 Tahun 2002 tentang KPK. Apakah dia harus mundur atau tidak. Tetapi, ada urusan moral karena kontrak Samad saat ini sudah jelas. "Memberantas korupsi, kan korupsi masih banyak," ujar Zulkarnaen.
Dia berharap Samad dapat memegang komitmen. Pekerjaan yang harus dituntaskan KPK tahun ini hingga berakhirnya masa kepemimpinannya bersama Busyro Muqoddas, Bambang Widjojanto (BW), dan Adnan Pandu Praja disebutnya bakal semakin padat. Kenyataan lain, Busyro harus mengakhiri karir lebih cepat pada tahun ini.
Bila Samad benar-benar menjadi cawapres, kekuatan KPK akan pincang. Hingga ada pengganti, lembaga itu hanya akan dipimpin tiga orang, yakni Zulkarnaen, Adnan, dan BW.
Saat ditanya apa yang sebaiknya dilakukan Samad bila ternyata benar-benar ada tawaran cawapres, Zulkarnaen enggan menjawab. "Tanya saja sama dia," ucap mantan jaksa tersebut.
Samad sendiri enggan membahas soal pengajuan dirinya sebagai cawapres. Disinggung apakah sudah siap meninggalkan KPK dan telah melakukan pertemuan dengan Jokowi di Makassar, dia hanya menjawab singkat.
"Saya kemarin-kemarin tidak ke Makassar. Dari kemarin ndak kemana-mana, hanya di Jakarta," jelasnya.
Samad seakan memberi tanda bahwa sepeninggal dirinya nanti KPK tetap baik-baik saja. Menurut dia, di KPK ada banyak orang hebat seperti empat komisioner lainnya. Begitu juga dengan para penyidik.
Jika dibandingkan dengan dirinya, Samad mengaku hanya orang biasa-biasa saja. "Kalau saya ini orang biasa-biasa saja," kata Samad.
Wacana pengajuan Samad sebagai salah satu bakal cawapres telah muncul jauh-jauh hari. Wacana itu mulai makin menguat pada beberapa hari sebelum pemilu legislatif 9 April lalu.
Saat memasuki masa tenang kampanye, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Abraham Samad sempat dijadwalkan mengadakan pertemuan. Namun, pertemuan tersebut mendadak ditunda karena sudah banyak kalangan media yang datang ingin meliput.
Setelah coblosan pileg, wacana Samad diajukan sebagai cawapres makin menguat. Meski masih sekedar wacana, sejumlah politisi Partai Gerindra juga diantara yang sempat menggulirkan menduetkan Prabowo-Samad. Meski belakangan, wacana itu semakin menghilang, seiring menguatnya nama Samad sebagai kandidat kuat cawapres Jokowi.
Terpisah, Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo mengungkapkan bahwa cawapres pendamping Jokowi baru akan dibicarakan pada Rabu (14/5). Rapat akan diadakan di kantor DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang memimpin langsung rapat tersebut.
Tjahjo mengatakan bahwa PDIP akan mengundang sejumlah pimpinan parpol koalisi pengusung Jokowi untuk menghadiri rapat. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh nantinya akan dimintai pandangannya. "Karena itu, masyarakat sabar sebentar," kata Tjahjo di komplek parlemen, kemarin.
Meski demikian, dia belum bisa memastikan tentang kemungkinan forum tersebut akan berkembang menjudi sekaligus deklarasi atau penetapan cawapres Jokowi. "Bisa iya bisa tidak, tapi yang pasti besok (Rabu) mensolidkan dulu," katanya.
Sementara itu, Wasekjen PDIP Ahmad Basarah menambahkan nama cawapres pendamping Jokowi akan diumumkan selambat-lambatnya pada "Jumat Suci", yaitu 16 Mei 2014.
"Kapan diumumkan? Itu saat Jumat suci. Jumat suci tinggal tersisa satu hari lagi, Jumat 16 Mei besok. Jadi kita tunggu saja empat hari lagi," ungkap Basarah dalam sebuah diskusi di Hotel Gran Alia, kemarin (12/5).
Namun, belum jelas dimana pengumuman nama cawapres untuk Jokowi tersebut akan diungkapkan. "Kita belum sampai membahas masalah teknis berkaitan dengan tempatnya di mana," kata Basarah.
Basarah memastikan Megawati sudah mengantongi nama cawapres pendamping Jokowi sehingga tinggal diumumkan pada 16 Mei. Namun, Basarah mengaku tidak mengetahui nama cawapres yang telah dikantongi Mega tersebut. "Nah itu. Sebenarnya saya juga bertanya-tanya siapa dia gerangan," ujar dia.
Meski demikian, Basarah membeberkan sejumlah nama yang masuk dalam bursa cawapres Jokowi, baik dari luar maupun dalam PDIP. Dari luar, terdapat nama Samad, Jusuf Kalla (JK), Mahfud M.D., Ryamizard Ryacudu, Rizal Ramli, dan Akbar Tandjung. Dari dalam, hanya Puan Maharani yang dijagokan maju cawapres.