Kombes Audie Latuheru Kenang Saat Terjadi Konflik di Timor Leste: Hari Itu Pembunuhan di Mana-mana
Saat itu, dia menjabat sebagai Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan. Penculik meminta uang tebusan satu juta dolar Amerika Serikat pada keluarga Safira atau akan melukai sandera.
Bukanlah hal yang mudah, lantaran berurusan dengan ancaman nyawa orang lain. Audie segera menyusun strategi agar penculik yakin uang tebusan telah diserahkan.
Audie berperan menjadi utusan keluarga Safira, membawa uang satu juta dolar dalam koper yang harus diantarkan ke kamar hotel kawasan Kota Tua, Tamansari, Jakarta Selatan.
Dia meyakinkan penculik telah masuk kamar, meletakkan uangnya, dan pergi keluar dari hotel.
"Tapi yang keluar hotel itu anak buah, pemeran pengganti saya. Jadi saya di dalam kamar, sudah mikir kalau sedikit orangnya, saya sikat, kalau kewalahan saya tembak. Yang masuk satu orang suruhannya, jadi saya sikat. Anak buah yang jadi cleaning service langsung masuk kamar," ujar Audie.
Orang suruhan penculik ditekan untuk membongkar sindikat penculik itu. Dengan beberapa cara, Audie membuat orang suruhan itu kalem dan berpura-pura menginformasikan uang itu sudah di tangannya.
Safira yang disekap di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat kemudian diturunkan di Cibubur Junction, lalu menghubungi kedua orang tuanya. Satreskrim Polres Jakarta Selatan kemudian meringkus sindikat penculik Safira.
"Sekarang saya dan keluarga Safira seperti keluarga sendiri saja, Safira saya anggap keponakan. Safira memanggil saya Om Audie," kata dia.