Komentar Cak Imin atas Kekalahan Indonesia di WTO
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar also known as (a.k.a) Cak Imin memandang perlunya perubahan kebijakan perdagangan global nasional, bahkan pergeseran orientasi hubungan luar negeri.
Cak Imin mengungkap hal itu mengomentari kekalahan Indonesia di World Trade Organisation atau WTO dalam gugatan soal komoditi nikel.
"Itu menunjukkan bahwa ada kekuatan global yang terus memaksa Indonesia mengekspor bahan mentah," katanya.
WTO atau Organisasi Perdagangan Dunia adalah:
- Organisasi internasional yang menaungi upaya untuk meliberalisasi perdagangan.
- Organisasi ini menyediakan aturan-aturan dasar dalam perdagangan internasional.
- Menjadi wadah perundingan konsesi dan komitmen dagang bagi para anggotanya.
- Membantu anggota-anggotanya menyelesaikan sengketa dagang melalui mekanisme yang mengikat secara hukum.
- Organisasi ini didirikan pada 1 Januari 1995 dengan tujuan untuk mengurangi tarif dan hambatan perdagangan lainnya.
- WTO diharapkan akan memajukan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
- Data 2016, WTO beranggotakan 164 negara.
- Kantor pusat WTO kini berada di Swiss.
"Pembatasan ekspor bahan mentah merupakan policy nasional untuk mendorong kepentingan hilirisasi industri dalam negeri. Namun, jika pemaksaan ekspor, malah akan menguntungkan negara-negara lain, khususnya Barat," ujar Cak Imin di Surabaya pada Minggu (4/12).
"Sekarang lihat bagaimana negara-negara Barat sepakat membatasi harga minyak Rusia menjadi 60 dolar per barel. Sebagai balasan policy OPEC+ yang mengurangi produksi minyak mereka sebanyak 2 juta barel/hari," imbuhnya.
Menurut Cak Imin model persekutuan dagang berbasis produsen komoditi seperti OPEC itu mendesak untuk dibuat. Semacam aliansi antarnegara berbasis komoditi
"Misalnya untuk batu bara bisa membangun persekutuan dengan Afrika Selatan, Rusia, dan Australia sebagai sesama produsen. Untuk nikel bisa dengan Kaledonia, Filipina. Untuk gas bisa dengan Qatar, UEA, Kazakhstan, dan Rusia. Agar stabilitas harga dan pasokan terjamin. Juga lebih mandiri menentukan kuantitas ekspor," katanya.