Komite III DPD Minta Menpora Memperhatikan Infrastruktur Olahraga di Daerah
Dalam kesempatan yang sama, Senator dari Bali Anak Agung Gde Agung dan Senator dari Papua Barat Yance Samonsabra, mempertanyakan pemeliharaan infrastruktur yang dibangun di daerah setelah penyelenggaraan event olahraga baik skala nasional ataupun internasional. Karena selama ini, banyak tempat-tempat olahraga yang terabaikan dan tidak terurus pasca sebuah event besar olahraga selesai diselenggarakan. Padahal tempat-tempat tersebut menghabiskan biaya yang banyak.
“Pasca-penyelenggaraan pekan atau kejuaraan olahraga muncul persoalan berkenaan nasib venue tempat cabor dipertandingkan, yang terbengkalai dan tidak tergunakan,” ujar Anak Agung Gde Agung.
Terkait Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia, Bambang yang juga Senator dari Jawa Tengah ini juga menilai, posisi Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga. Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, kualitas SDM Indonesia masih jauh tertinggal. Human Development Index (HDI) Indonesia pada tahun 2018 berada di peringkat 111, kalah dari Singapura yang berada di urutan 9, Brunei Darussalam di urutan 43, Malaysia berada di posisi 61, Thailand di urutan 77 dan Filipina ada di peringkat 106.
“Kondisi itu menjadi problema mendasar dalam mencapai sasaran RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2020-2024 dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur,” imbuh Bambang.
Dalam kesempatan itu, Menpora Zainudin Amali, menjelaskan bahwa salah satu program prioritas dari Kemenpora adalah perbaikan tata kelola kelembagaan. Instansinya akan membentuk ASN yang berkompetensi dalam menjalankan setiap program dari Kemenpora. Sehingga program di bidang kepemudaan dan keolahragaan dapat mencapai target.
Dirinya juga mendorong pemuda untuk kreatif dan menumbuhkan semangat kewirausahaan, sehingga mereka tidak menjadi beban ketika terjadi bonus demografi. Untuk bidang olahraga, Kemenpora akan melakukan pembinaan usia dini. Atlet berprestasi dapat dicetak melalui pelatihan yang dilakukan sejak dini ke bibit-bibit atlet.
“Ekspektasi masyarakat sangat besar. Kita akan menanamkan pondasi yang bisa jadi pijakan untuk kita berprestasi di masa mendatang. Siapa yang meneruskan tidak usah mencari-cari lagi dan tidak mulai dari nol. Saya diminta presiden untuk membangun 5 training camp yang cabornya dilombakan di Olimpiade,” kata Zainudin.(fri/jpnn)