Kompetisi Anugerah Seni Basuki Abdullah, Total Hadiah Rp 125 Juta
jpnn.com, JAKARTA - Museum Basuki Abdullah akan menggelar kompetisi Anugerah Seni Basuki Abdullah yang ketiga. Sebelumnya, kegiatan tiga tahunan ini diselenggarakan pada 2013 dan 2016.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menjelaskan, tema kompetisi tahun ini adalah re-mitologisasi. Peserta diajak untuk berpikir kreatif atas konsep mitologi dalam karya Basuki Abdullah, lalu menuangkannya dalam karya baru yang bersifat kekinian.
Karya Basuki Abdullah dengan tema mitologi cukup banyak, antara lain, Djoko Tarub, Nyi Roro Kidul, Dewi Sri maupun karya dengan tema dunia pewayangan. Dalam konteks hari ini, mitologi masih menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, meski tak lagi mengemuka.
“Tahun 2019 merupakan tahun ambang berbagai kepentingan. Mitologisasi menjadi atmosfir yang kental dalam bidang politik, ekonomi, sosial, agama hingga budaya,” tuturnya di Jakarta, Selasa (19/2).
Hilmar berharap, peserta kompetisi tidak membuat karya serupa dengan tema mitologi milik Basuki Abdullah. Namun, bagaimana mengambil semangat dari tema itu, lalu dituangkan kembali dalam karya baru, dikaitkan dengan kondisi Indonesia saat ini.
"Yang diharapkan di sini adalah kalangan milenial bisa menghadirkan pemikiran Basoeki Abdullah dalam karya seninya," ucapnya.
Kepala Museum Basoeki Abdullah, Maeva Salmah menambahkan, yang membedakan antara anugerah seni Basuki Abdullah yang ketiga dengan sebelumnya adalah dibukanya kesempatan perupa lain untuk berkarya. Selain itu peserta lain dari beberapa negara di Asia Tenggara juga dipersilakan untuk ikut. Bukan hanya seni lukis tapi instalasi dan video art juga.
Adapun karya yang masuk nanti akan dinilai lima juri yaitu Pengamat Seni dan Pendidik di UPH, Amir Sidharta, Kurator Seni dan Guru Besar UNESA Surabaya, Djuli Djatiprambudi, Ketua Dewan Kesenian Jakarta, Irawan Karseno, Kurator dan Staf Pengajar ISI Yogyakarta Mikke Susanto, dan Kurator serta Dosen FSRD ITB Rikrik Kusmara.