Komunitas Tionghoa Gedung Gajah Berbenah Menjelang Imlek (2-Habis)
Donasi Terbesar dari Kantong Warga Kelas MenengahSelasa, 13 Januari 2009 – 01:49 WIB
Beberapa pekan setelah kerusuhan itu, ekonomi Kota Solo belum pulih. Banyak warga Tionghoa yang memutuskan mengungsi. Dalam keadaan seperti itu, seorang pengusaha asal Semarang, Lie Pek Tho, pada 11 Juni 1998 tergerak untuk memberikan bantuan Rp 100 juta lewat PMS. Langkah Lie itu kemudian diikuti para pengusaha yang lain.
Menurut Ketua Umum PMS Budhi Moeljono, PMS berhasil mengumpulkan dana tidak sedikit dari orang-orang yang peduli agar Solo bangkit. Bahkan, lebih dari Rp 1 miliar, sekitar Rp 270 juta diambil dari kas PMS, kemudian disalurkan kepada ratusan kepala keluarga –umumnya warga Tionghoa– korban kerusuhan di Solo.
Sebuah bank juga mempercayakan kepada PMS untuk mengelola dana hibah Rp 500 juta. Dana itu dipakai untuk membantu para korban kerusuhan, termasuk beasiswa bagi anak-anak mereka yang masih sekolah. Sayang, suku bunga yang makin tidak menentu membuat PMS tidak bisa mengembangkan jumlah penerima dan besarannya.