Kondisi Jasad Ilham Nur Sungguh Menyedihkan
Diceritakan H Syafii, Ilham selama ini memiliki kesibukan yang positif. Mulai dari kursus Bahasa Inggris, hingga kursus mengaji dilakukan Ilham beberapa bulan sebelum ia meninggal. Sehingga, Syafii merasa ikhlas anaknya dipanggil lebih awal meski ia merasa berduka.
“Kalau di sana saat di rumah sakit Bethesda saya sebenarnya sudah tegar. Tapi nggak tahu kenapa saat tiba di rumah melihat situasi seperti ini saya merasa berbeda,” ucapnya menahan air matanya.
Diungkapkan H Syafii, ia memiliki firasat buruk sejak pertama kali Ilham memberitahu dirinya bahwa ia akan mengikuti kegiatan pelatihan dasar Mapala Unisi di lereng selatan Gunung Lawu.
Itu ketika mahasiswa semester IV Hukum International menjelaskan untuk beberapa hari ia tidak bisa dihubungi.
Karena panitia melarang para peserta pelatihan dasar untuk membawa telepon genggam.
“Dari sana saya mulai khawatir. Saya punya firasat anak saya akan digojlok dan disiksa oleh senior Mapala di Gunung Lawu. Saya juga khawatir karena cuacanya buruk di sana. Makanya selama dia pelatihan, setiap tengah malam saya bangun berdoa agar dia baik-baik saja,” tuturnya. Namun, nampaknya Tuhan berkehendak lain. Ilham meninggal di usia muda.
Kini, pihak keluarga hanya berharap aparat penegak hukum bisa mengusut tuntas kasus pelatihan dasar anggota Mapala Unisi yang telah menyebabkan tiga orang meninggal.
H Syafii mengaku telah berkoordinasi dengan pihak universitas meminta agar kasus ini segera diselesaikan.