Konflik dengan Gajah Liar, Wargapun Lelah
Selasa, 22 Juni 2010 – 08:43 WIB
Menurut Zamzami, semua warganya pun sudah lelah berhadapan dengan gajah. Hanya sekitar tiga malam saja gajah itu pergi. Malam berikutnya dia berputar-putar lagi dekat pemukiman penduduk. "Kita dan warga terpaksa begadang malam-malam, kadang sampai subuh. Hanya untuk mengusir kawanan gajah liar yang datang mengancam. "Kini kawanan gajah yang sudah merusak beberapa rumah warga itu masih saja berputar-putar di sekitar sini. Walau tak masuk pemukiman, tetap saja menjadi ancaman besar," ucap Zamzami pula.
Konflik serupa juga sudah menjadi santapan rutin warga di sejumlah kawasan dalam Desa Petani Kecamatan Mandau. Malah di tempat ini sudah beberapa warga yang tewas atau cedera parah diinjak kawanan gajah yang mereka usir. Konflik berkepanjangan juga terjadi di sejumlah kelurahan dan desa di Kecamatan Pinggir seperti di Kelurahan Balairaja, Desa Pinggir, dan Desa Balai Pungut.
Pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau, Adib Gunawan, Kabid Wilayah 2 BKSDA mengatakan, bahwa pihaknya belum ada menerima informasi mengenai keinginan masyarakat yang ingin memerangi gajah. "Saya belum tahu ada informasi seperti itu. Ini baru saya tahu. Nanti biar saya coba cari tahu. Kita kontak aparat di sana. Tapi jangan sampailah ini terjadi,"ujarnya ketika dihubungi Riau Pos via selulernya.