Konon Ada Kejanggalan di Pilkada Medan, Begini Indikasinya
jpnn.com, MEDAN - Tim Pemenangan Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution-Salman Alfarisi (AMAN) angkat bicara terkait dugaan pelanggaran di Pilkada 2020 Kota Medan, 9 Desember lalu.
Dugaan kejanggalan pertama yang diungkap Wakil Ketua Tim Pemenangan AMAN Gelmok Samosir terkait dengan informasi tentang data lembaga survei yang menggambarkan kemenangan Bobby Nasution-Aulia Rachman atas Akhyar-Salman.
"Indikasi itu terlihat dari selisih kemenangan paslon nomor urut 02 atas paslon nomor urut 01 ditayangkan sejak awal terus bergerak menjauh hingga melewati 10 persen. Padahal, faktanya selisih keduanya sangat tipis dan belum diketahui pemenangnya," kata Gelmok Samosir di Medan, Minggu (13/12).
Karena itu, Tim Pemenangan AMAN meminta semua pihak untuk tidak memercayai hasil quick count atau hitung cepat yang disiarkan televisi nasional. Menurut Gelmok, hal itu merupakan penggiringan opini terhadap kemenangan paslon tertentu di Pilkada Medan.
Hingga kini, tim AMAN menunggu hasil resmi dalam rapat pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan pada tanggal 15-17 Desember mendatang. Setelah itu, pihaknya mengeluarkan sikap atas hasil pengumuman tersebut.
Gelmok menjelaskan, tim advokasi yang dibantu tim hukum serta sukarelawan Akhyar-Salman tengah menginventarisasi seluruh temuan akibat pelanggaran maupun kejahatan Pilkada Medan yang diduga dilakukan secara terstruktur, sistemik, dan masif.
Tindakan itu diduga melibatkan aparatur, termasuk dugaan mobilisasi kepala lingkungan, dan organisasi kemasyarakatan pemuda dalam membagi-bagi beras atau sembako.
"Bahkan, diduga (ada politik) uang untuk memilih paslon tertentu," sebut Gelmok.