Konon Jokowi Unggul 5-1 saat Debat, tetapi Tak Signifikan Tarik Pemilih
Dimensi kedua adalah aspek penguasaan materi. Adjie menuturkan, ada 37,7 persen responden yang menyebut Jokowi unggul.
Adapun 31,2 persen menyebut Prabowo unggul dalam penguasaan materi. Namun, ada 23,9 persen responden yang menganggap keduanya sama saja.
Dimensi ketiga adalah program kerja. Jokowi unggul telak dengan 45,2 persen, sedangkan Prabowo hanya 26,2 persen. Hanya saja, ada 19,9 persen responden yang menganggap keduanya sama.
Dimensi keempat mengenai penguasaan permasalahan sesuai tema debat. Lagi-lagi petahana menang dengan 38,0 persen, sedangkan Prabowo sebagai penantang hanya 31,6 persen.
Dimensi kelima menyangkut kekompakan pasangan calon dan saling melengkapi. Untuk aspek ini mayoritas responden atau 46 persen menganggap Prabowo - Sandi lebih unggul atas Jokowi - Ma’ruf (30,1 persen).
Dimensi keenam adalah kepemimpinan yang kuat. Jokowi kembali menang dengan 39,4 persen, sedangkan Prabowo di angka 34,9 persen.
Meski demikian, LSI menyimpulkan debat capres tak signifikan mengubah pilihan responden. "Dari 50,6 persen penonton debat, hanya 5,8 persen yang akan mengubah pilihan atau hanya 2,9 persen secara populasi (dari total responden, red)," ujar Adjie.
Artinya, kata Adji, kedua pasangan tidak terlalu diuntungkan dari debat perdana. "Debat capres-cawapres tidak memberikan efek elektoral signifikan, hanya 2,9 persen yang akan mengubah pilihan," tegasnya.(jpc/jpg)