Konsep Pengurangan Risiko Dinilai Ampuh Atasi Penyakit Tidak Menular
jpnn.com, JAKARTA - Konsep pengurangan risiko tengah didorong sebagai salah satu solusi tambahan untuk mengurangi masalah penyakit tidak menular.
Langkah ini dilakukan untuk melengkapi upaya yang selama ini sudah dijalankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pemerintah dari berbagai negara.
Hal ini dibahas oleh para peneliti, dokter, ilmuwan, dan berbagai pemangku kepentingan dari seluruh dunia dalam International Conference on Harm Reduction in Non-Communicable Diseases di Paris, Prancis pada 2-3 Februari 2020.
Ahli Toksikologi dari Universitas Airlangga, Shoi’m Hidayat memaparkan cara mengurangi risiko penyakit tidak menular yang menjadi pembahasan kunci dalam konferensi tersebut.
“Sekarang yang perlu dicari jalan keluarnya adalah bagaimana menurunkan risiko terkait penyakit tidak menular ini. Perlu diketahui juga kalau penyakit tidak menular lazimnya bersifat kronik, bukan akut,” kata Shoi'm.
Berdasarkan laporan WHO pada 2018, penyakit tidak menular membunuh 41 juta orang setiap tahunnya atau setara 71 persen dari semua kematian secara global.
Adapun yang termasuk jenis penyakit tidak menular adalah penyakit kardiovaskular (serangan jantung dan stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis (penyakit paru obstruktif kronis dan asma), dan diabetes.
“Dulu, banyak penderita penyakit menular yang menyebabkan kematian, terutama di Indonesia. Sekarang, karena bergesernya gaya hidup, yang jadi problem adalah penyakit tidak menular,” tegas Sho’im.