Konser Girl Band Korea Renggut 16 Nyawa
’’Tiba-tiba, ada teriakan yang sangat kencang. Ketika berbalik, saya melihat orang-orang (di atas ventilasi) tampak seperti tersedot ke dalam lubang,’’ ujar seorang saksi yang diwawancarai YTN. Beberapa saat kemudian, debu tebal beterbangan bersamaan dengan para korban yang terbanting ke area lantai parkir.
Mayoritas korban diperkirakan adalah pelajar. Sebelumnya, event organizer untuk konser tersebut berkali-kali memperingatkan penonton yang naik ke ventilasi untuk turun. Sayangnya, para penonton yang antusias itu tidak menggubris peringatan tersebut.
YTN melaporkan, tempat pemeriksaan ventilasi itu memiliki lebar 3–4 meter. Saat ini lokasi tersebut diamankan polisi. Belasan orang yang diperkirakan penyidik melihat lubang yang menganga bekas ambrol tersebut.
Itu merupakan kejadian ketiga terkait masalah standar keselamatan yang melibatkan siswa. Sebelumnya, kapal feri Sewol tenggelam dan menewaskan lebih dari 300 orang. Mayoritas adalah pelajar yang hendak berwisata ke Pulau Jeju. Banyaknya korban yang tewas disebabkan proses penyelamatan yang lama.
Pada Februari, atap auditorium sekolah di Kota Gyeongju ambrol dan menewaskan sepuluh siswa. Seratus orang lainnya mengalami luka-luka. Penyelidikan menunjukkan, kejadian itu disebabkan kesalahan struktur bangunan dan kurangnya manajemen kontrol dari pemilik gedung.
Berdasar analisis, banyaknya masalah yang berhubungan dengan keamanan di Korsel disebabkan sedikitnya aturan, hukuman yang ringan untuk pelaku, dan ketidakpedulian pada keselamatan secara umum. Banyak pihak juga lebih mementingkan keuntungan ekonomi daripada hal lain, termasuk keselamatan publik. (AP/AFP/Yonhap/sha/c23/ami)