Konsolidasi di Medan, PDIP Ingin Perkuat Kemenangan di Sumut pada Pemilu 2024
“Penguatan ideologi kita ini sangat penting. Jangan, misalnya, kita kompromikan ideologi kita demi selera pasar, misalnya. Yang demikian itu tidak akan langgeng dan panjang umurnya. Justru dengan ideologi itu kita memimpin pergerakan masyarakat Indonesia dan dunia”, kata Hasto menyampaikan pesan Megawati.
Oleh karena itu, Hasto menilai pentingnya memahami ideologi dan kebijakan utama partai.
"Karena banyak yang ikut arus dalam menyikapi berbagai perbedaan pendapat yang ada,” tambah Hasto.
Pengalaman PDIP sebagai partai politik sendiri menunjukkan hal demikian. Walau pernah kalah dalam pemilu 2004-2009, PDIP justru teguh memegang jalan ideologi.
Dalam kajian akademis, ternyata partai juga tidak boleh berubah hanya karena elektoral, selera pasar, lalu berubah ideologi dan jati dirinya. Dan ketetapan pada ideologi itu justru membuat PDIP makin kokoh dan menjadi pemenang di dua pemilu berikutnya.
“Sebagai contoh dalam konteks Piala Dunia U-20, PDI Perjuangan mendukung sepenuhnya upaya mengangkat harkat dan martabat nasional melalui prestasi olahraga. Dan kita wujudkan dengan upaya penyiapan tim nasional sepakbola yang andal, yang juga bisa menjadi juara di negara mana pun kompetisi dilakukan. Maka kami dukung perbaikan dan penguatan sistem rekrutmen, pembinaan bakat sejak dini dari hulu ke hilir, hingga ke sistem kompetisi yang baik serta jujur. Di situ titik tekan ideologis kita,” urai Hasto.
Hasto mengatakan PDIP memimpikan Indonesia punya kesebelasan sepakbola nasional yang andal dan berkualitas dunia.
"Itu tujuan pokok, bukan kita sekadar jadi EO. Apalagi EO-nya justru jadi alat orang lain mencapai kepentingannya. Tujuan ideologis kita adalah membangun politik olahraga yang mewujudkan supremasi kita lewat prestasi olahraga, yang sudah kita tunjukkan lewat cabang buku tangkis dengan Susi Susanti misalnya, catur oleh Pak Utut, tenis oleh Yayuk Basuki misalnya, atau tinju dengan Ellyas Pical,” beber Hasto.