Korban Meninggal Dunia Diduga Akibat Keracunan Bertambah
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinkes Garut Asep Surachman menambahkan hasil dari pengecekan di lapangan jumlah korban keracunan pangan di Cilawu sebanyak 41 orang.
Dugaan sementara, kata dia, warga yang mengeluhkan sakit dengan gejala keracunan makanan itu diketahui setelah mengonsumsi makanan jenis sate jebred atau sate kulit sapi.
Dampak dari keracunan itu, lanjut dia, mengeluhkan sakit diare, muntah-muntah, dan mengalami demam. Pasien paling banyak di usia 26-35 tahun, kemudian usia rentan berisiko tinggi yakni lansia dua orang, anak-anak tiga orang.
Dia mengimbau masyarakat yang mengeluhkan sakit setelah menyantap makanan sate jebred untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar cepat ditangani.
"Imbauan kepada masyarakat bilamana ditemukan warga dengan gejala dugaan keracunan pascakonsumsi jenis pangan tertentu untuk segera akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dan koordinasi dengan pemerintahan setempat," katanya.
Sebelumnya, sejumlah warga dari Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut maupun luar daerah dari Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya mengeluhkan sakit mual, pusing dan muntah-muntah, sehingga harus mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Cilawu, Minggu (8/10) malam.
Sehari kemudian warga yang keracunan makin bertambah, bahkan ada dua orang lansia yang meninggal dunia, yakni warga Garut dan warga Tasikmalaya. Terakhir satu orang warga Garut meninggal dunia, Selasa (10/10). (antara/jpnn)