Korban Tsunami Selat Sunda Bertambah Menjadi 431 Jiwa
jpnn.com, JAKARTA - Upaya penanganan darurat tsunami Selat Sunda yang menerjang Banten dan Lampung masih terus dilakukan.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu (29/12), mengatakan tim Search and Rescue (SAR) gabungan terus mencari korban yang berada di bawah puing-puing material hanyutan tsunami.
Tim juga menyisir daerah di sepanjang pantai terdampak. "Tim SAR gabungan menemukan jenazah korban di sekitar pantai Pandeglang dan Serang," katanya.
Penanganan pengungsi terus dilakukan dengan mengirim dan mendistribusikan bantuan logistik . Tiga helikoper BNPB hilir mudik mengirim logistik ke beberapa desa di Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten.
Lebih lanjut Sutopo menyampaikan bahwa hingga H+7 atau Sabtu (29/12), korban meninggal dunia bertambah menjadi total 431 jiwa.
Sebanyak 7.200 orang luka-luka, 15 hilang, dan 46.646 mengungsi. Kerugian material antara lain 1.527 unit rumah rusak berat, 70 unit rumah rusak sedang, 181 unit rumah rusak ringan, 78 unit penginapan dan warung, 434 perahu dan kapal rusak dan beberapa kerusakan fasilitas publik lainnya. Korban dan kerusakan material ini berasal dari lima Kabupaten yaitu Pandenglang, Serang, Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus.
Jumlah korban dan dampak bencana paling banyak terjadi di Pandeglang. Tercatat 292 orang meninggal dunia, 3.976 luka-luka, 8 hilang, dan 33.136 mengungsi. "Kondisi pengungsi masih memerlukan bantuan," tegasnya.
Pengungsi memerlukan bantuan kebutuhan dasar seperti permakanan, air bersih, MCK, pakaian layak pakai, selimut, tikar, pelayanan medis, dan lainnya. Bantuan logistik terus dikirim namun terkendala distribusi ke titik pengungsian yang aksesnya cukup sulit dijangkau dan cuaca, khususnya di daerah Sumur.