Korea Utara-Australia Berkomunikasi Lewat Kedubes di Jakarta
Dua tahun lalu Departemen Luar Negeri Australia (DFAT) mengungkapkan pihaknya terkadang harus menggunakan mesin fax untuk berkomunikasi dengan pihak Korea Utara.
"Ada berbagai jenis komunikasi, seringkali harus dilakukan melalui mesin fax, kadang juga lewat pos, jadi bukan seolah-olah ada jeda panjang dalam komunikasi radio," jelas Sekretaris DFAT Frances Adamson kepada komite parlemen.
Namun permasalahan diplomatik sensitif tentu saja diselesaikan di tempat lain.
Ambil contoh kasus Alek Sigley, akademisi Australia yang ketertarikannya pada sosialisme dan Asia Utara membuatnya tinggal di Pyongyang.
Pria berusia 29 tahun yang secara terbuka mengiklankan kemampuannya masuk ke Pyongyang tanpa gangguan dari aparat di sana, kini dilaporkan menghilang.
Upaya diplomatik untuk melacak keberadaan Alek ditangani Australia melalui Kedubes Swedia di Korea Utara.
Apa yang mendorong Korut tiba-tiba menutup Kedubesnya di Canberra pada 2008 tidak sepenuhnya jelas. Namun sumber-sumber diplomatik percaya bahwa faktor kekurangan dana sebagai penyebab.