Korsel Akan Ganti Buku Sejarah SMA dengan Buku yang Disetujui Pemerintah
Ia mengungkapkan, "Jadi saya pikir itu adalah langkah mengecewakan dan mengejutkan dari sebuah negara yang benar-benar harus mendorong keragaman dan demokrasi serta kebebasan berbicara."
Dr Emma mengatakan, ia percaya bahwa langkah untuk mengontrol bagaimana sejarah diajarkan, terkait dengan isu-isu politik dalam negeri di Korea Selatan.
"Pemerintah mereka, saat ini, berasal dari sayap kanan dan pemimpin mereka serta Presiden Korea Selatan saat ini adalah Park Geun-hye, yang merupakan putri dari mantan diktator otoriter Korea Selatan ‘Park Chung-hee’, dan banyak orang di partainya dan di pemerintahan saat ini memiliki hubungan dengan rezim otoriter sebelumnya, yang berkuasa di Korea Selatan hingga tahun 1987," jelasnya.
"Dan saya pikir ada keinginan dalam pemerintahan sayap kanan untuk mengontrol presentasi sejarah, kemungkinan untuk mencerminkan prestasi negara selama waktu itu secara lebih positif dan juga peran mereka serta peran partai mereka dalam bagian sejarah itu," terangnya.
Dr Emma mengatakan, buku teks itu bisa meningkatkan oposisi dan kemarahan terhadap pemerintah yang sudah tidak populer tersebut.
"Akan menarik untuk melihat bagaimana pemerintah menanggapi kekuatan oposisi itu," sebutnya.
"Kita berharap bahwa itu akan mendorong mereka untuk meninjau kembali keputusan mereka tentang penerbitan buku teks tunggal," tambahnya.
Korsel bukan yang pertama dikte pengajaran sejarah